Gereja Efesus yang dibangun Paulus adalah pola ilahi untuk gereja rasuli (Kisah Para Rasul 19:1-12).
Ada beberapa ciri dari gereja rasuli yang bisa kita lihat dari gereja Efesus:
1. Fokus untuk membangun jemaat, bukan mengumpulkan orang banyak (ayat 1 & 7).
Paulus memulai gereja di Efesus dengan 12 orang dan dia fokus untuk membangun 12 orang tersebut menjadi jemaat seperti yang Tuhan harapkan; tapi dengan 12 jemaat tersebut ia dapat menggoncangkan seluruh Asia kecil. Gereja rasuli fokus untuk membangun jemaat yang ada, agar jemaat yang ada membawa dampak bagi lingkungannya.
Gereja rasuli mengutamakan kekuatan jemaat, bukan jumlah jemaat. Jika ada gereja dengan jumlah jemaat besar, tetapi masing-masing jemaatnya lemah, penuh pergumulan, konflik batin, banyak perselisihan, dsb. Itu pasti bukan gereja rasuli!
2. Melakukan penyetaraan pewahyuan dan sistem kepercayaan, bukan membiarkan jemaat dengan kepercayaannya masing-masing (ayat 2-6).
Dalam gereja rasuli semua jemaat memiliki sistem kepercayaan yang sama dengan pemimpinnya. Di awal pelayanannya, Paulus melakukan penyetaraan pewahyuan agar semua jemaat memiliki kepercayaan yang sama dengannya tentang kepenuhan Roh Kudus, bahasa Roh, dan karunia Roh.
Jika masing-masing jemaat memiliki kepercayaan yang berbeda-beda gereja tidak dapat bersatu untuk menyelesaikan kehendak Tuhan. Gereja tidak akan memiliki kekuatan dalam dunia roh.
3. Pengajarannya berpusat pada Injil Kerajaan, bukan sekedar Injil Keselamatan (ayat 8).
Gereja rasuli membawa Injil Kerajaan, bukan sekedar Injil Keselamatan.
Apa bedanya? Injil Keselamatan hanya membawa orang untuk diselamatkan, sedang Injil Kerajaan membawa orang untuk hidup dalam nilai-nilai Kerajaan Sorga, hidup sebagai anak-anak Kerajaan Sorga, menjadi representasi Kerajaan Sorga di bumi. Itu sebabnya gereja rasuli tidak mengutamakan jumlah jemaat.
4. Melakukan pemisahan yang tegas antara murid dan bukan murid (ayat 9).
Pemimpin gereja rasuli tidak takut kehilangan jemaat. Jemaat-jemaat yang tegar hatinya, tidak mau diajar dan dibentuk akan ditinggalkan. Ia hanya fokus untuk membangun jemaat-jemaat yang mau diajar dan dibentuk, karena ia fokus untuk menyelesaikan kehendak Tuhan.
5. Gerejanya menjadi pusat kegerakan Allah, bukan lembaga keagamaan (ayat 10-12).
Karena jemaatnya perkasa, bersatu dan diajar untuk hidup bagi penggenapan rencana-Nya, maka gereja ini akan menjadi pusat kegerakan Allah. Ada deklarasi/proklamasi penting yang dilepaskan bagi kota dan bangsa, ada keputusan-keputusan Ilahi yang ditetapkan dan dilepaskan dari gereja ini.
Apa pun yang Tuhan ingin lakukan di komunitas akan Tuhan lakukan melalui gereja ini. Ada kegerakan Allah yang dimanifestasikan dan terus bergulir dari gereja ini.
Pola ilahi untuk gereja rasuli akan terbangun ketika gereja dibangun dengan pola ilahi, itu sebabnya ketika kita membangun gereja dengan pola ilahi, maka Tuhan akan menjadikan gereja kita sebagai pusat kegerakan Allah di muka bumi.
Baca juga: Pola Ilahi dari Gereja Mula-Mula.