Prinsip tentang Mengampuni yang Perlu Kita Hidupi

Prinsip tentang Mengampuni yang Perlu Kita Hidupi
Prinsip tentang Mengampuni yang Perlu Kita Hidupi

Mengampuni adalah kesediaan untuk melepas kesalahan orang lain yang telah dilakukan terhadap kita tanpa syarat apa pun dan melupakannya. Lawan dari mengampuni: Menyimpan kesalahan orang lain. Prinsip tentang mengampuni yang perlu kita hidupi:

1. Kita harus memiliki keluasan hati yang tanpa batas untuk dapat melepaskan pengampunan setiap saat dibutuhkan (Matius 18:21-22).
Petrus bertanya sampai batas mana kita harus mengampuni sesama kita dan ia memberikan batas sampai 7 x. Tetapi Yesus memberikan batasan yang berbeda, Ia berkata kita harus mengampuni sampai batas 70 x 7 x. Dengan kata lain Yesus ingin berkata kita harus memiliki cukup keluasan hati untuk mengampuni tanpa batas.

2. Mengampuni bukanlah suatu kebaikan yang kita lakukan demi orang lain tetapi demi diri kita sendiri.
Mengampuni sebetulnya kita lakukan bukan demi orang lain tetapi demi diri kita sendiri. Karena kalau tidak mengampuni, ada banyak hal buruk yang bisa kita alami. Di antaranya:

a. Menghentikan aliran kehidupan roh dalam diri kita (Amsal 4:23).
Menyimpan kesalahan orang lain adalah seperti menumpuk sampah dalam hati kita dan bila itu terjadi, aliran kehidupan roh bisa tersumbat karenanya. Kita akan mengalami kekeringan rohani sehingga sulit untuk terus hidup dalam kebenaran karena tidak memiliki kekuatan rohani yang dibutuhkan.

b. Menghalangi hasil doa dan iman kita (Markus 11:25-26).
Bagaimana pun hebatnya kita berdoa dan percaya, tetap akan terhalang jika hati kita terus menyimpan kesalahan orang lain, karena Bapa tidak berkenan terhadap hidup kita.

c. Membuat anugerah pengampunan Tuhan ditarik kembali dari hidup kita (Matius 18:23-35).
Jika kita tidak mau mengampuni orang yang bersalah kepada kita, anugerah pengampunan Tuhan akan ditarik kembali dari hidup kita. Berarti kita hidup di luar anugerah. Kita seperti diserahkan kepada algojo-algojo. Hidup kita menjadi babak-belur. Algojo-algojo tersebut bisa berbentuk tidak adanya damai sejahtera, sakit-penyakit, dlsb.

3. Saat kita menerima anugerah pengampunan dari Tuhan, saat itu juga kita menerima anugerah untuk mengampuni sesama kita.
Kita tidak punya alasan untuk tidak mengampuni karena Tuhan sudah memberikan anugerah-Nya, permasalahannya maukah kita hidup dalam anugerah-Nya tersebut. Itulah sebabnya Tuhan marah jika kita tidak mengampuni karena seharusnya mengampuni adalah pekerjaan yang mudah bagi kita.

Perhitungannya seperti ini: Dalam Matius 18:23-35, Yesus memberikan perumpamaan, Seorang hamba yang tidak dapat membayar hutangnya kepada raja lalu memohon pengampunan dan raja mengampuni dengan membebaskan hutangnya yang 10 ribu talenta itu (setara dengan 10 juta USD atau sekitar 90 milyar rupiah sekarang).

Tetapi setelah dibebaskan dari hutangnya yang besar tersebut, dia tidak mau membebaskan hutang dari temannya yang berhutang hanya 100 dinar (setara dengan 20 USD atau sekitar 180 ribu rupiah saja). Seharusnya orang yang sudah dibebaskan hutangnya sebanyak 10 juta USD atau 90 milyar rupiah akan dengan mudah membebaskan hutang orang lain yang hanya sebesar 20 USD atau 180 ribu rupiah. Tetapi orang itu tidak mau melakukan itu, ia malah menangkap temannya lalu mencekiknya dan memasukkannya ke dalam penjara.

Itulah yang seringkali dilakukan oleh orang Kristen. Hutang dosa kita begitu besar kepada Bapa di Sorga, tetapi Bapa mengasihani kita dan memberikan anugerah pengampunan-Nya. Tetapi saat orang lain bersalah terhadap kita, dengan sombongnya kita menghakimi dan menghukum orang tersebut. Padahal kesalahan orang lain yang dilakukan terhadap kita hanya kecil saja dibandingkan dengan kesalahan kita terhadap Bapa di Sorga.

“Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin] (Matius 6:12-13).

Jika kita tahu bahwa Dialah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya, kita akan dengan mudah mengampuni orang yang bersalah kepada kita dan jika kita mengampuni kesalahan orang lain sama seperti Bapa telah mengampuni kita, kita tidak akan jatuh ke dalam pencobaan. Amin.

Jadikan prinsip tentang mengampuni yang perlu kita hidupi ini sebagai keyakinan yang kuat, maka Anda akan dengan mudah mengampuni orang yang menyakiti Anda dan melupakannya.

Baca pula: Dampak Bila langkah kita ditetapkan oleh Tuhan.

3 Replies to “Prinsip tentang Mengampuni yang Perlu Kita Hidupi”

  1. Dari artikel yg ditulis Ps Sonny, mengingatkan saya bhw Bapa di Sorga sdh mengampuni dosa2 saya dan saya hidup semata2 dari anugerah pengampunanNya. Dari sini saya belajar bhw anugerahNya itu memampukan saya utk mengampuni dan melupakan kesalahan orang lain. Mengampuni bukan masalah perasaan tapi keputusan. Sejak hari ini saya memutuskan utk selalu mengampuni dan melupakan semua kesalahan yg org lain perbuat baik sengaja ataupun tidak dan hidup saya akan selalu dilingkupi oleh sukacita dan damai sejahtera. Amin! Tq Ps Sonny! God bless

  2. Tuhan sudah mengampuni saya karna itu saya juga harus mengampuni orang2 yang bersalah kepada saya, mengampuni dan melupakan itulah yang Tuhan dan bapa ajarkan. Thank you Pastor for reminding me.

  3. Mengampuni dan juga melupakan dosa/kesalahan, itu yang sdh Tuhan lakukan terhadap saya. Dan Tuhan mau itu jg yg sy lakukan terhadap sesama. Terima kasih Tuhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*