Keluaran 30:31-33, “Dan kepada orang Israel haruslah kaukatakan demikian: …. Kepada badan orang biasa (upon man’s flesh = ke atas daging manusia) janganlah minyak itu dicurahkan, … itulah minyak yang kudus, dan haruslah itu kudus bagimu. Orang yang mencampur rempah-rempah menjadi minyak yang semacam itu atau yang membubuhnya pada badan orang awam (strange = orang tak dikenal), haruslah dilenyapkan dari antara bangsanya.“
Minyak urapan adalah lambang dari Roh Kudus, karena itu disebut minyak yang kudus. Dan ketetapan Allah tentang pencurahan minyak urapan adalah: ke atas daging manusia, janganlah dicurahkan minyak itu! Jadi dengan tegas telah digariskan bahwa Roh Kudus tidak akan dicurahkan ke atas daging manusia. Ini berlaku baik dalam aspek hayat maupun aspek kuasa. Namun kali ini kita hanya membahas aspek kuasa. Sekali lagi: Adalah tidak mungkin kuasa Roh Kudus dicurahkan ke atas orang yang belum mengalami penanggulangan salib. Urapan ini adalah urapan yang kudus, jadi tidak mungkin dicurahkan ke atas orang-orang yang masih hidup menurut daging, menurut hayat jiwanya.
Ayat di atas juga menunjukkan bahwa jika ada orang yang mencoba membuat minyak yang semacam itu (minyak urapan tiruan atau kuasa Roh tiruan), dan mencurahkannya ke atas orang awam, orang itu harus dilenyapkan. Orang awam dalam bahasa Inggris memakai kata strange, yang artinya orang aneh atau orang yang tidak dikenal. Jadi jika ada orang yang bergerak dengan kuasa Roh dalam pekerjaan rohani, namun ia belum mengalami penanggulangan salib, masih hidup menurut hayat jiwanya, masih jiwani, itu pasti kuasa Roh tiruan atau palsu, dan orang itu adalah orang yang tidak dikenal di hadapan Allah.
Matius 7:22-23, “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!“
Jika ada peristiwa pencurahan Roh yang terjadi ke atas orang-orang yang masih hidup menurut daging, yang belum mengalami penanggulangan salib, itu pun adalah pencurahan Roh yang palsu, karena ketetapan Tuhan jelas: Ke atas daging manusia, janganlah minyak itu dicurahkan! Coba kita lihat peristiwa pencurahan Roh yang pertama. Mereka yang berkumpul di loteng Yerusalem adalah orang-orang yang telah melewati pengalaman salib bersama Tuhan, tidak lagi hidup menurut daging. Dari mana kita tahu? Tidak ada lagi iri hati dan perselisihan di antara mereka. Iri hati dan perselisihan adalah ciri orang yang karnal (1 Kor. 3:3). Sebelum melewati pengalaman salib, mereka seringkali terlibat dalam perselisihan karena iri hati. Namun di loteng Yerusalem tidak ada lagi perselisihan yang terlihat, karena mereka telah melewati pengalaman salib. Yang disebutkan pertama dalam Alkitab selalu menjadi prinsip untuk yang selanjutnya.
Doa: Tuhan Yesus, kami sadar bahwa Roh Kudus tidak akan dicurahkan ke atas daging. Sekarang kami membawa daging kami ke atas salib agar kami dipenuhi kuasa Roh Kudus. Amin!