ROH YANG TERKEKANG OLEH JIWA
DAN BERBAUR DENGAN JIWA

Ibrani 4:12, “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Setelah roh manusia mengalami kematian terhadap Allah, maka roh terkekang oleh jiwa, dan karena kekangan jiwa, roh berbaur dengan jiwa, sehingga keduanya terjalin erat menjadi satu. Inilah yang menyebabkan manusia terjerumus ke dalam dunia idealistis. Segala sesuatu dilakukan menurut intelek (pikiran) atau perasaan (emosi). Pada titik ini, roh sama sekali telah kehilangan kekuatan dan kesadarannya terhadap Allah.

Walau pun roh telah mati terhadap Allah setelah kejatuhan, namun aktivitasnya masih lincah seperti pikiran dan tubuh. Terhadap Allah, ia memang mati, namun terhadap dunia rohani yang lain, ia masih aktif. Bahkan di antara orang-orang yang telah jatuh ini, ada orang-orang yang memiliki roh yang lebih kuat, aktif, dan sensitif terhadap dunia rohani selain Allah. Dan bila dikatakan selain Allah, berarti Iblis dan roh-roh jahat. Roh mereka telah mati terhadap Allah, tapi hidup terhadap Iblis, dan dapat menerima pekerjaan roh jahat di dalamnya. Mereka adalah ahli sihir, pemanggil arwah, petenung, dan sejenisnya.

Setelah seseorang dilahirkan kembali, rohnya dihidupkan oleh hayat ilahi dalam Kristus, namun rohnya tetap terkekang dan berbaur dengan jiwanya. Itu sebabnya setelah dilahirkan kembali, kita perlu mengizinkan firman Allah yang hidup dan berkuasa memisahkan jiwa dan roh kita. Karena selama jiwa dan roh belum terpisah, roh akan terus berada dalam kekangan jiwa dan kita tidak akan bisa membedakan mana yang berasal dari roh dan mana yang berasal dari jiwa. Di sinilah celah di mana Iblis bisa bermain dan menipu orang Kristen. Mereka berdoa, menyembah, dan membaca Alkitab di dalam jiwa mereka, lalu mereka merasakan sesuatu dalam emosi mereka atau muncul ingatan atau perkataan dalam pikiran mereka, lalu mereka menganggap itu semua sebagai hadirat Allah dan suara Allah. Padahal, Allah selalu bergerak dan berbicara di dalam roh kita, bukan jiwa kita.

Sebaiknya kita membiarkan Firman Allah yang hidup dan berkuasa itu terus beroperasi memisahkan jiwa dan roh kita. Ketika Firman menerangi dan menyingkapkan bahwa yang sedang kita katakan atau lakukan adalah berasal dari pertimbangan pikiran, kita perlu menyangkali dan menawan pikiran, serta menaklukkannya kepada Kristus di dalam roh kita. Jika kita terus melakukan itu setiap kali Firman menerangi, maka pemisahan jiwa dari roh akan semakin permanen. Dan kita semakin bisa membedakan mana pekerjaan Allah dalam roh kita dan mana yang bukan pekerjaan Allah.

Doa: O Tuhan Yesus, biarlah Firman-Mu yang hidup dan berkuasa menusuk ke dalam hidup kami sampai memisahkan jiwa dari roh kami, sehingga kami tahu mana yang pekerjaan-Mu dan mana yang bukan pekerjaan-Mu. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*