Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Yohanes 17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
Ketika menerima Yesus dan dilahirkan kembali, kita menerima hidup kekal atau hayat Allah yang kekal. Hidup kekal ini diberikan dalam roh kita dan berbaur dengan roh kita. Salah satu fungsi hayat Allah di dalam roh kita adalah untuk mengenal Allah dan Yesus Kristus. Jadi kita hanya bisa mengenal Allah melalui hidup kekal atau melalui roh kita, bukan melalui kecerdasan pikiran kita. Jika bisa mengenal Allah lewat kecerdasan pikiran, maka hanya orang-orang yang berpikiran cerdaslah yang akan mengenal Allah. Tapi puji Tuhan, Allah tidak dapat dikenal melalui kecerdasan pikiran, melainkan hanya melalui intuisi roh, di mana terdapat hayat Allah.
Kalau begitu, apakah pikiran (otak) manusia sama sekali tidak berguna? Sudah pasti ada gunanya! Namun itu bukanlah yang utama, melainkan yang sekunder. Pikiran hanya berfungsi untuk menjelaskan sesuatu yang telah diketahui dalam roh kepada manusia lahiriah kita, atau menafsirkannya menjadi suatu perkataan, agar dapat dimengerti oleh orang lain. Pikiran (jiwa) selamanya bukanlah organ penerima pengetahuan rohani, ia hanya suatu organ untuk mentransmisi pengetahuan rohani belaka.
Kecuali di dalam intuisi roh, tidak ada cara lain untuk kita mengenal Allah. Melalui roh inilah manusia dapat memasuki alam lingkungan yang ilahi yang abadi dan yang tak terlihat. Intuisi boleh dibilang adalah otak roh kita. Setiap bagian dalam jiwa dan setiap anggota tubuh wajib bertindak menurut kehendak Allah yang telah diketahui oleh intuisi.
Doa: O Tuhan Yesus, kami tidak mau lagi berusaha mengenal Allah melalui pikiran kami. Kami ingin mengenal Allah melalui wahyu dalam intuisi roh. Amin!