“Seandainya Allah ayahku, Allah Abraham dan Yang Disegani oleh Ishak tidak menyertai aku, tentulah engkau sekarang membiarkan aku pergi dengan tangan hampa; tetapi kesengsaraanku dan jerih payahku telah diperhatikan Allah dan Ia telah menjatuhkan putusan tadi malam” (Kejadian 31:42).
Banyak orang percaya mengalami kegagalan dan kepahitan dalam dunia kerja. Bagi mereka dunia kerja adalah dunia yang sangat sadis. Bossnya bengis, pekerjaannya repot habis, hasilnya tidak logis, sampai rasanya ingin menangis.
Yakub mengalami hal yang sama. Dia bekerja dengan baik dan bertanggung jawab, tapi bossnya tidak memberi upah dengan benar. Walau pun, ia bekerja pada pamannya, yang seharusnya memperlakukan dia dengan baik, tapi ternyata tidak. Pamannya tidak ‘berperipersaudaraan.’
“Selama dua puluh tahun ini aku bersama-sama dengan engkau; domba dan kambing betinamu tidak pernah keguguran dan jantan dari kambing dombamu tidak pernah kumakan. Yang diterkam oleh binatang buas tidak pernah kubawa kepadamu, aku sendiri yang menggantinya; yang dicuri orang, baik waktu siang, baik waktu malam, selalu engkau tuntut dari padaku. Aku dimakan panas hari waktu siang dan kedinginan waktu malam, dan mataku jauh dari pada tertidur. Selama dua puluh tahun ini aku di rumahmu; aku telah bekerja padamu empat belas tahun lamanya untuk mendapat kedua anakmu dan enam tahun untuk mendapat ternakmu, dan engkau telah sepuluh kali mengubah upahku” (Ayat 38-41).
Yakub telah bekerja dengan baik dan setia. Ia mengabdi kepada Laban, pamannya, selama 20 tahun (harusnya sudah mendapatkan penghargaan cincin emas dua kali).
Yakub juga bekerja dengan penuh tanggung jawab. Selama dua puluh tahun ia bekerja, tidak pernah ada satu pun domba dan kambing betina yang keguguran. Yang jantan pun tidak pernah berkurang. Jika ada yang diterkam binatang buas atau dicuri orang, ia menggantinya. Itu prestasi dan pengabdian yang luar biasa!
Yakub bekerja dengan rajin. Ia bekerja siang dan malam, rela kepanasan dan kedinginan, bahkan sampai kurang tidur.
Tapi apa yang Yakub dapatkan? Laban tidak memberikan upah dengan benar, telah sepuluh kali Laban mempermainkan dan mengubah upahnya. Bahkan anak-anak Laban memfitnah Yakub, bahwa ia telah mencuri harta milik Laban.
Kedengaranlah kepada Yakub anak-anak Laban berkata demikian: “Yakub telah mengambil segala harta milik ayah kita dan dari harta itulah ia membangun segala kekayaannya” (ayat 1).
Tapi walaupun Yakub mengalami nasib yang kurang baik di tempat pekerjaannya karena boss yang sewenang-wenang itu, pada akhirnya ia berhasil keluar dari situ dengan memiliki kekayaan yang cukup banyak.
Bagaimana mungkin itu terjadi? Inilah ringkasan kesaksian Yakub dalam ayat 42: “Seandainya Tuhan tidak menyertaiku, aku pasti keluar dengan tangan hampa (tanpa hasil).”
Dengan kata lain, Yakub berhasil keluar dari rumah Laban dengan kekayaan yang memadai, bukan karena bossnya baik, bukan karena tempat pekerjaannya basah dan bersahabat, tapi semata-mata karena TUHAN MENYERTAI!
Jadi bagi semua orang yang bekerja di dunia kerja, anda bisa masuk ke dalam dunia kerja dengan kepercayaan seperti Yakub: Jika Tuhan menyertai, aku pasti berhasil! Jika Tuhan tidak menyertai, aku akan pulang dengan tangan hampa!
Apa pun pekerjaannya, apa pun kondisinya, di mana pun tempatnya, siapa pun bossnya, apa pun yang terjadi, Jika Tuhan menyertai, aku pasti berhasil!
Hal yang sama terjadi dalam kehidupan Yusuf. Ia bekerja di negeri asing, yaitu Mesir. Bekerja sebagai budak. Tapi karena Tuhan menyertai, maka ia berhasil dalam segala pekerjaannya.
“Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ. Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya, maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf. Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang” (Kejadian 39:1-5).
Seandainya Allah tidak menyertai, tentulah kita akan pulang dengan tangan hampa! Tapi seandainya Allah menyertai, pastilah kita akan pulang dengan penuh keberhasilan!
Selamat bekerja. Allah menyertaimu!
Baca juga: Kualitas yang Harus Dimiliki untuk Meningkat dari Pekerja Menjadi Pemilik.