Roma 9:1 Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus.
I Yohanes 3:19-20 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah, sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.
Fungsi hati nurani adalah bersaksi kepada kita apakah kondisi kita wajar terhadap Allah dan manusia, apakah yang kita lakukan, pikirkan, dan ucapkan sesuai dengan kehendak Allah atau tidak. Bila kita mencapai kemajuan dalam kehidupan rohani, maka kesaksian hati nurani kita akan semakin senada dengan kesaksian Roh Kudus. Itulah yang dimaksud rasul ketika mengatakan: “Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus.”
Jika hati nurani mengatakan kita bersalah, maka kita pasti bersalah, dan harus segera bertobat. Kita tidak dapat berkata, “Tapi Allah tidak mempersalahkan saya!” Itu tidak mungkin! Alkitab berkata: Allah lebih besar daripada hati nurani kita dan Ia mengetahui segala sesuatu. Jadi standar tuduhan kekudusan Allah pasti jauh lebih tinggi, dan tidak mungkin lebih rendah daripada hati nurani kita. Karena itu, jika hati nurani mempersalahkan kita, Allah lebih lagi akan mempersalahkan kita. Itu sebabnya, jika hati nurani mengatakan kita bersalah, kita pasti benar-benar bersalah!
Suara hati nurani di dalam roh kita, sebetulnya masih jauh lebih rendah daripada suara Roh Kudus dalam standar kekudusannya. Semakin kita bertumbuh dalam hayat rohani, maka hati nurani kita akan semakin bertumbuh dan bertambah tinggi standar kekudusannya. Maka apa yang dulu tidak dipersalahkan, sekarang bisa dipersalahkannya. Jadi Roh Kudus bisa berbicara melalui kesaksian hati nurani kita, karena sudah sama standar kekudusannya.
Doa: Tuhan Yesus, tolong kami untuk memahami bahwa jika hati nurani mempersalahkan kami maka kami benar-benar bersalah. Tidak akan ada pembelaan diri ya Tuhan. Amin!