“Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Firman TUHAN kepada Kain: “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik?” (Kejadian 4:5b-7a)
Ketika hati Kain menjadi sangat panas dan mukanya muram, Tuhan bertanya kepadanya: “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Jika engkau berbuat baik, bukankah mukamu akan berseri-seri?” Tujuan Tuhan bertanya adalah agar Kain dapat mengevaluasi apa yang ada dalam hatinya yang terdalam.
Seringkali kita tidak memahami apa yang ada dalam hati kita yang terdalam, itu sebabnya kita perlu belajar untuk selalu “tanya mengapa” setiap kali emosi negatif muncul dari hidup kita. Tujuannya untuk menggali apa yang sebenarnya ada dalam hati kita yang terdalam.
Kalau saja Kain mengikuti nasehat Tuhan, maka Tuhan akan menerangi hatinya, sehingga akan terjadi dialog seperti ini dalam hatinya:
“Mengapa aku marah saat persembahanku tidak diperkenan oleh Tuhan?”
“Sebetulnya kalau persembahanku tidak diterima tidak terlalu masalah. Tapi masalahnya persembahan Habel, adikku diterima!”
Lebih lanjut lagi dialog dalam hatinya akan seperti ini:
“Sebetulnya mengapa persembahanku tidak diterima, tapi persembahan adikku diterima? Apa bedanya? Di mana letak kesalahannya?”
Dan pada akhirnya Tuhan akan menerangi dan mengingatkannya bahwa Tuhan telah menetapkan persembahan kepada Tuhan harus mengeluarkan darah, dan ia akan bertobat, bukan malah marah-marah.
Jika melihat orang lain lebih dipakai Tuhan, atau lebih diberkati Tuhan, dari pada iri dan marah, lebih baik kita mengevaluasi diri dengan ‘tanya mengapa’ seperti yang Tuhan ajarkan. Maka kita akan terhindar untuk melakukan kesalahan fatal berikutnya.
Baca juga: Persembahan yang Berkenan