TIDAK ADA SEKATAN DENGAN TUHAN

I Samuel 15:22-23 Tetapi jawab Samuel: “Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja.”

Kehidupan tinggal di dalam Tuhan bukan hanya tidak mau dosa, tetapi juga tidak mau sekatan. Secara luaran atau secara moral, ada beberapa hal yang mungkin tidak terhitung sebagai dosa, namun jika setelah kita melakukannya timbul suatu sekatan antara kita dengan Tuhan, kita perlu juga menanggulanginya. Jadi yang perlu ditanggulangi bukan hanya hal-hal yang dosa, tetapi juga hal-hal yang menimbulkan sekatan antara kita dengan Tuhan. Misalnya, kita sedang bercakap-cakap dengan seseorang. Perkataannya mungkin benar dan yang dibicarakan pun bukan dosa. Namun, jika setelah percakapan itu kita merasa ada sekatan antara kita dengan Tuhan, maka hal itu pun adalah dosa; karena kita mempercakapkan sesuatu yang berlawanan dengan perasaan pengurapan di dalam kita. Itu adalah dosa ketidaktaatan.

Ayat di atas menunjukkan bahwa mendengarkan dan memperhatikan suara Tuhan lebih baik daripada mempersembahkan korban apapun. Tidak mendengarkan dan tidak memperhatikan suara Tuhan di dalam batin kita adalah dosa pemberontakan atau pendurhakaan yang sama dengan dosa bertenung dan penyembahan berhala. Jadi ini adalah dosa yang sangat serius dan tidak bisa dianggap remeh. Tak peduli betapa baiknya suatu hal, tetapi jika ketika melakukannya menimbulkan sekatan antara kita dengan Tuhan, maka kita seharusnya tidak melakukannya.

Janganlah bertindak menurut standar moral, tetapi jadikan Tuhan sendiri sebagai standarnya. Kita mungkin memberikan sejumlah uang untuk membantu seseorang. Itu memang perbuatan baik, tetapi kadang-kadang Tuhan melarang kita melakukannya. Jika kita tetap melakukannya tanpa peduli pada larangan-Nya dalam batin kita, bahkan “membantu orang” pun akan menimbulkan sekatan dan memutuskan persekutuan kita dengan Tuhan. Untuk memelihara kehidupan tinggal dalam Tuhan (persekutuan), bukan hanya dosa yang perlu ditanggulangi, segala sekatan pun harus disingkirkan.

Doa: O Tuhan Yesus, kami mau menyingkirkan segala sekatan yang membuat persekutuan kami dengan Engkau terganggu. Belas kasihani kami ya Tuhan. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*