“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.” (Yohanes 1:12-13)
Saat percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, kita tidak hanya MENERIMA sesuatu, tetapi juga MENJADI sesuatu. Kita menjadi anak-anak Allah, lahir dari hayat (benih kehidupan) Allah.
Seorang ayah mungkin bisa menarik kembali sesuatu yang telah ia berikan kepada anaknya, namun ia tidak mungkin menarik kembali hayat insani yang telah dimiliki oleh anaknya. Walau pun anak itu berprilaku buruk, ia tetap anak dari sang ayah. Karena itu ada orang tua tertentu yang sangat kesal dengan prilaku anaknya berkata seperti ini: “Kalau tahu besarnya jadi seperti ini, lebih baik dulu kamu jangan dilahirkan!” Kalau sudah terlahir, ya tidak bisa ditarik kembali.
Demikian pula secara rohani, jika telah dilahirkan kembali, kita adalah anak-anak Allah. Dosa dan kelemahan kita mungkin harus didisiplin oleh Allah, namun tidak bisa mengubah fakta bahwa kita adalah anak-anak Allah. Begitu dilahirkan kembali, kita tidak mungkin menjadi “tidak dilahirkan.”
Jika telah dilahirkan kembali, kita adalah anak-anak Allah. Dosa dan kelemahan kita mungkin harus didisiplin oleh Allah, namun tidak bisa mengubah fakta bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Baca juga: Kasih Allah yang Kekal