1 Petrus 2:2, “Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan“
Tidak ada seorang pun di antara kita yang bertumbuh karena diberi ajaran. Kita bertumbuh karena diberi makan oleh orang tua kita. Alkitab mengatakan kita harus menjadi sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin makan atau minum air susu yang murni. Bayi yang baru lahir memiliki nafsu makan yang sangat tinggi. Setiap berapa jam sekali, ia akan bangun dan menangis untuk meminta susu kepada orang tuanya.
Secara rohani, itu terjadi juga dalam kehidupan kita. Ketika kita dilahirkan kembali, kita memiliki nafsu makan yang sangat tinggi akan hal-hal yang rohani. Kita jadi bergairah untuk berdoa, membaca firman, bersekutu dengan saudara seiman, dst. Sayangnya, dalam keadaan lapar dan selalu mencari makan untuk dimakan, kita bukannya disuguhkan makanan, malah disuguhkan ajaran oleh gereja. Akhirnya kita bertumbuh dalam pengetahuan Alkitab, doktrin, karunia, dan pelayanan, tapi sesungguhnya tidak bertumbuh secara rohani.
Itulah yang terjadi di gereja Korintus. Rasul berkata bahwa mereka tidak kekurangan dalam satu karunia pun (1 Kor. 1:7), namun mereka adalah bayi-bayi rohani, manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus (1 Kor. 3:1-2). Artinya mereka bertumbuh dalam segala karunia, namun tidak bertumbuh secara rohani. Itu sebabnya banyak terjadi perselisihan dan perpecahan dalam gereja.
1 Korintus 3:3, “Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?”
Kristus adalah makanan untuk dimakan (Yoh. 6:55-57), bukan sekedar untuk dipelajari. Banyak orang telah mempelajari Kristus secara mendalam, mereka mungkin menjadi ahli Kristologi, namun unsur Kristus tidak bertambah dalam mereka. Jika kita menikmati Kristus sebagai makanan, kita mencerna dan menyerap-Nya ke dalam diri kita, niscaya unsur Kristus akan bertambah dalam diri kita.
Firman Tuhan juga adalah makanan untuk dimakan (air susu, makanan keras), bukan sekedar untuk dipelajari. Banyak orang mempelajari firman Allah, namun firman tidak menjadi roh dan hayat bagi mereka. Jika kita memakannya, mencerna dan menyerapnya ke dalam kita, maka firman Allah akan menjadi roh dan hayat bagi kita.
Doa: Ya Tuhan Yesus, Engkau adalah makanan bagi kami, bukan pelajaran. Kami ingin memakan Engkau, mencerna dan menyerap Engkau ke dalam kami, agar unsur Kristus semakin bertambah di dalam kami. Amin!