1 Petrus 2:21, “Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.“
Secara harfiah, kata Yunani untuk teladan di situ berarti contoh salinan, pola yang digunakan pelajar untuk menelusuri bentuk huruf sewaktu mereka belajar menulis. Tuhan Yesus telah meletakkan kehidupan-Nya di hadapan kita sebagai satu contoh untuk kita salin melalui menelusuri dan mengikuti jejak-Nya.
Namun bukan maksud Allah agar kita berusaha meniru Kristus dengan usaha kita sendiri. Lagipula kita tahu dari pengalaman bahwa berusaha meniru Dia adalah usaha sia-sia yang membuat kita jatuh bangun. Yang kita perlukan bukanlah peniruan tapi reproduksi! Secara luaran Kristus adalah teladan kita, dan secara batiniah Dia adalah hayat kita, kepribadian kita. Melalui proses tersusun dan terbentuknya Dia di dalam, kita menjadi reproduksi dari diri-Nya: Kristus sebagai teladan kita.
Allah telah menaburkan diri-Nya sendiri ke dalam roh kita sebagai benih hayat agar bertumbuh menjadi reproduksi dari pohon hayat. Dalam Kejadian 2:9, pohon hayat itu hanya satu, tetapi hari ini pohon hayat itu menjadi banyak karena telah bereproduksi.
Ketika orang melihat ekspresi Kristus dari dalam kita, kita telah menjadi reproduksi Kristus, salinan Kristus. Dan reproduksi Kristus adalah reproduksi pohon hayat.
Doa: O Tuhan Yesus, tolonglah kami untuk memperhidupkan dan mengekspresikan Engkau, sehingga orang lain bisa menikmati Kristus melalui hidup kami, kami menjadi reproduksi Kristus, salinan Kristus, reproduksi pohon hayat. Amin!