Roma 8:5-6, “Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.”
Mari kita menelaah kedua ayat di atas dari sudut penerjemahannya lebih dulu, agar kita mendapatkan pengertian yang lebih tepat dari firman Tuhan ini. Pertama, Kata “memikirkan” dalam ayat lima, dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “set”, yang artinya, menyetel, menetapkan, atau menaruh. Sedang kata “keinginan” dalam ayat 6 bahasa Inggrisnya adalah “mind” yang artinya pikiran. Lalu kata Roh di situ, dalam bahasa Yunaninya tidak ditulis dalam huruf besar, berarti merujuk kepada roh manusia kita. Para penerjemah Alkitab memang menemui kesulitan dalam menerjemahkan kata “roh” dalam surat-surat Paulus, karena memang Roh Kudus telah berbaur menjadi satu di dalam roh kita, sehingga sulit membedakan apakah ini Roh Kudus atau roh manusia, seperti teh yang telah berbaur menjadi satu dengan air, lalu kita minum. Kita sulit mengatakan apakah yang kita minum ini air atau teh.
Jika ingin lebih jelas apakah yang dimaksudkan ayat ini roh kita atau Roh Kudus, kita bisa memerhatikan konteks pembicaraannya. Misalnya dalam kedua ayat ini sedang membicarakan tentang hidup menurut daging atau menurut roh. Daging pasti merujuk kepada jiwa dan tubuh kita, maka roh di situ seharusnya merujuk kepada roh kita. Tapi hidup menurut Roh (Roh Kudus) atau hidup menurut roh (roh kita), maknanya sama saja. Kita bisa mengatakan: Hidup menurut Roh Kudus yang ada dalam roh kita.
Jadi kedua ayat itu lebih tepat diterjemahkan sebagai berikut: “Sebab mereka yang hidup menurut daging, menaruh pikirannya di atas daging; mereka yang hidup menurut roh, menaruh pikirannya di atas roh. Karena pikiran yang ditaruh di atas daging adalah maut, tetapi pikiran yang ditaruh di atas roh adalah hidup dan damai sejahtera.
Hidup menurut roh berlawanan dengan hidup menurut daging. Jika tidak hidup menurut roh, pasti kita hidup menurut daging, jika hidup menurut daging, kita akan merasakan perasaan maut, seperti: lemah, sedih, takut, hampa, gelap, dst. Hidup menurut roh bukanlah perkara kita harus berdoa atau berbahasa roh setiap waktu, melainkan perkara kita menaruh pikiran di atas roh untuk memikirkan semua pekerjaan dan perasaan yang ada di dalam roh setiap waktu. Orang yang hidup menurut roh pasti menaruh pikirannya di atas roh, orang yang menaruh pikirannya di atas roh pasti memikirkan perkara-perkara yang terjadi di dalam rohnya, dan orang yang memikirkan perkara-perkara yang ada di dalam roh, pasti akan merasakan perasaan hidup dan damai sejahtera, seperti: kuat, percaya, damai, sukacita, terang, lega, lincah, dst.
Doa: O Tuhan Yesus, kami ingin hidup menurut roh dan bukan menurut daging. Engkaulah kekuatan kami untuk hidup menurut roh dan menolak daging. Amin!