Firman Tuhan adalah Bahan Makanan, Bukan Bahan Bacaan

Yeremia 15:16 Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya (I did eat them); firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.

Yeremia berkata bahwa apabila ia bertemu dengan Firman Tuhan, maka ia sungguh-sungguh menikmatinya atau sungguh-sungguh memakannya. Tapi banyak orang Kristen yang ketika bertemu dengan Firman Tuhan, mereka hanya mendengar atau membacanya dan mempelajarinya, bukan memakannya. Jika Alkitab ditulis sebagai bahan bacaan, maka ini hanya akan bermanfaat bagi orang-orang pintar yang suka membaca dan belajar. Namun, Alkitab ditulis sebagai bahan makanan. Semua orang butuh makan dan harus makan. Orang yang suka baca dan tidak suka baca butuh makan, orang pintar dan orang bodoh pun butuh makan. Dengan demikian, semua orang Kristen bisa menggunakan Alkitab sebagai bahan makanan sehingga semua bisa bertumbuh dalam hayat rohaninya.

Seringkali saya mengingatkan bahwa bahan MYT ini juga disajikan sebagai bahan makanan untuk dimakan, dan bukan sekedar bahan bacaan untuk dibaca. Jika Anda memperlakukannya sebagai bahan bacaan, maka ini tidak akan terlalu berarti bagi Anda, bahkan mungkin akan sangat membosankan. Namun, jika Anda memperlakukannya sebagai bahan makanan untuk dimakan, maka ini akan sangat berarti, sangat nikmat, sangat menggairahkan, dan sangat menumbuhkan hayat rohani Anda.

Dalam hal menikmati Firman Tuhan sebagai makanan, ada dua hal yang perlu kita perhatikan, yaitu mengunyah dan mencerna. Mengunyah artinya kita membacanya berulang-ulang sambil menikmati seperti mengunyah makanan. Sedang mencerna berarti kita menerapkannya ke dalam kehidupan agar terserap dan menyatu dalam hidup kita. Mengunyah dan mencerna Firman ini harus dengan organ roh, bukan organ pikiran. Pikiran hanya berfungsi untuk membantu roh, mengamati apa yang terjadi di dalam roh, dan mengikuti roh.

Contoh: organ yang kita pakai untuk makan adalah mulut, bukan tangan. Tapi tangan berfungsi untuk membantu membawa makanan ke dalam mulut. Setelah dikunyah, jika mulut merasa kurang asin, maka tangan akan menambahkan garam, jika mulut membutuhkan air, maka tangan akan mengambil air. Prinsipnya tangan digunakan untuk membantu mulut ketika makan. Gerakan tangan mengikuti apa yang dirasakan di dalam mulut. Demikianlah fungsi pikiran membantu roh ketika membaca Firman Tuhan.

Contoh: Anda membaca Yakobus 1:20, “sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.” Anda bisa mengunyahnya berulang-ulang. Setelah merasa cukup, Anda bisa menerapkannya ke dalam hidup Anda melalui doa. Misalnya saya menerapkan ke dalam hidup saya seperti ini, “O Tuhan Yesus, amarah Sonny tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Ya Tuhan, amarah Sonny tidak bisa dan tidak pernah mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Amin Tuhan, amarah Sonny tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. O Tuhan Yesus, aku membawa amarahku ke atas salib untuk disalibkan, dan aku mengambil Engkau sebagai kesabaranku, Engkaulah kesabaranku! Amarahku yang berasal dari ego mati, dan Kristus bangkit di dalamku sebagai kesabaranku. Amin Tuhan!”

Janganlah berdoa agar Tuhan menolong Anda untuk menjadi lebih sabar, tapi ambil dan kenakanlah Tuhan sebagai kesabaran Anda. Dengan demikian Anda memperhidupkan Kristus sebagai hayat dan kepribadian Anda.

Doa: O Tuhan Yesus, tolong kami untuk memperlakukan Firman-Mu sebagai makanan dan bukan sekedar bahan bacaan. Tolong kami untuk mengunyah dan mencerna Firman-Mu menjadi kehidupan kami, sehingga Firman-Mu menghasilkan buahnya dalam hidup kami. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*