EMOSI YANG TERKONTROL

Mazmur 23:1-3a Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku.

Semua pelajaran yang terdahulu mengenai emosi adalah untuk pengontrolan emosi. Pengontrolan emosi bukan berarti melakukan sesuatu yang pura-pura. Misalnya, ketika seorang politikus tertawa, tawanya adalah tawa yang palsu, dan rasa simpatinya kepada orang lain juga tidak sejati, hanya sebuah kepura-puraan untuk menarik simpati orang. Emosi yang terkontrol yang kita maksudkan di sini bukanlah emosi yang palsu seperti itu, melainkan emosi yang asli tapi telah melewati proses pembetulan sehingga tidak kasar, tidak liar, tidak lepas kendali, tidak tanpa batas. Emosi yang terkontrol adalah emosi yang dibatasi, dibetulkan, dan diletakkan. Jika emosi tidak dilatih seperti ini, maka kehidupan doa kita akan sulit berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Daud adalah seorang pendoa, ia menjadikan Tuhan sebagai gembalanya, itu sebabnya ia tidak kekurangan ketenangan dalam emosinya, karena Tuhan selalu membaringkan dia di padang yang berumput hijau, membimbing dia ke air yang tenang, dan menyegarkan jiwanya. Inilah emosi yang telah melewati pembetulan dan pembatasan sehingga terkontrol. Jika kita menjadikan Tuhan Yesus sebagai gembala jiwa kita, maka kita akan memiliki emosi yang terkontrol, tenang, dan tanpa kepura-puraan di dalamnya. sehingga kita bisa menjadi pendoa yang tepat.

Doa: O Tuhan Yesus, Engkaulah gembala kami yang baik, yang selalu membaringkan kami di padang yang berumput hijau, membimbing kami ke air yang tenang, dan menyegarkan jiwa kami, sehingga emosi kami menjadi emosi yang terkontrol yang mengekspresikan Tuhan. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*