Ratapan 3:48-49 Air mataku mengalir bagaikan batang air, karena keruntuhan puteri bangsaku. Air mataku terus-menerus bercucuran, dengan tak henti-hentinya.
Di sini kita akan membahas hubungan antara emosi dengan roh dan fungsinya terhadap roh. Kita tahu bahwa emosi adalah organ yang olehnya manusia bisa mengekspresikan dirinya. Meskipun pikiran bisa memberi manusia cara untuk mengekspresikan dirinya, membuat manusia tahu bagaimana mengekspresikan dirinya, tetapi sesungguhnya emosilah yang secara langsung mengekspresikan diri manusia itu sendiri.
Sampai taraf tertentu, Allah mengekspresikan diri-Nya dari roh melalui pikiran kita, namun Ia mengekspresikan diri-Nya lebih banyak melalui emosi kita. Ketika kita berdoa, emosi kitalah yang langsung mengutarakan beban di dalam roh. Misalnya, Roh Kudus memberi kita perasaan sedih dan pertobatan, tetapi kita kekurangan emosi sedih dan masih bisa tertawa-tawa, bagaimana kita bisa memanjatkan doa dengan perasaan yang sedih karena bertobat itu? Dari sini kita bisa melihat betapa pentingnya emosi bagi roh.
Ekspresi manusia terletak pada emosi, dan ekspresi Allah lebih-lebih hampir seluruhnya melalui emosi kita. Orang yang tanpa emosi tidak bisa mengekspresikan roh, juga tidak bisa mengekspresikan Allah. Oleh sebab itu, orang yang hidup di hadapan Allah, orang yang berdoa, harus memiliki emosi, bahkan emosi yang melimpah. Semua orang yang dingin seperti es dalam emosi tidak mungkin menjadi rohani. Tetapi ini bukan berarti bahwa jika kita limpah dalam emosi secara otomatis kita akan menjadi rohani. Belum tentu! Mungkin saja emosi kita yang berlimpah itu malah akan membuat kita menjadi kacau balau. Jika ingin menjadi rohani tanpa kekacauan diri, kita memerlukan emosi yang pantas, tepat, halus, sabar dan terkendali, tenang, terkontrol, rohani, dan kaya.
Yeremia terkenal sebagai seorang nabi yang meratap. Perasaan untuk menangis sangat berat dalam dirinya. Tetapi jika kita membaca kitab Yeremia atau Ratapan, kita bisa merasakan bahwa walaupun ia menangis, emosinya telah terlatih. Itu sebabnya Allah mencarinya dan memakai dia untuk mengekspresikan perasaan duka yang ada di dalam hati Allah. Allah bersedih dan terluka karena umat-Nya, karenanya, Ia mencari seorang yang memiliki perasaan yang dapat mengekspresikan perasaan-Nya di bumi ini. Kemudian ketika Roh Allah menghampirinya, dan menaruh perasaan-Nya dalam rohnya, maka ia dapat mengekspresikan perasaan duka dari Allah melalui emosinya. Karena itu, agar Allah dapat terekspresi sepenuhnya melalui kita, emosi kita haruslah menjadi emosi yang rohani. Emosi yang sepenuhnya tunduk kepada roh dan mengekspresikan roh.
Doa: O Tuhan Yesus, biarlah emosi kami menjadi emosi yang rohani. Emosi yang tunduk kepada roh dan mengekspresikan roh, sehingga kami dapat mengekspresikan Engkau juga melalui emosi kami. O Tuhan Yesus, Engkau memerlukan emosi kami untuk mengekspreikan perasaan-Mu di bumi ini. Ambillah kami dan pakailah kami ya Tuhan. Amin!