Bukan yang Memulai

“Lalu firman-Nya kepada manusia itu: “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu.” (Kejadian 3:17)

Adam boleh mempersalahkan Hawa, namun Allah tetap menghukum kesalahan Adam. Allah itu adil dalam menilai kesalahan orang. Hawa memang bersalah karena mengajak Adam melanggar perintah Allah. Namun Adam juga bersalah karena mendengarkan perkataan isterinya, walau pun ia tahu itu bertentangan dengan firman Allah.

Jadi kita tidak dapat berlindung di balik kesalahan orang lain. Mungkin orang memfitnah kita, ia bersalah di hadapan Allah. Namun jika kita membalas perbuatannya, atau membenci dan tidak mau mengampuni orang itu, maka kita juga bersalah di hadapan Allah. Lain persoalan jika kita menerima penderitaan karena fitnah tersebut dengan rela dan mengampuni orang yang bersalah, maka hanya ia yang bersalah dalam hal ini. Kita bersih di hadapan Allah.

Masalahnya bukan siapakah yang memulai, namun siapakah yang melanggar firman? Jika kita meresponi pelanggaran firman yang dilakukan oleh orang lain dengan melanggar firman juga, maka kita juga dianggap bersalah.

Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah. Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!” (Roma 14:12-13)

Masalahnya bukan siapakah yang memulai, namun siapakah yang melanggar firman. Jika kita meresponi pelanggaran firman yang dilakukan oleh orang lain dengan melanggar firman juga, maka kita pun divonis bersalah.

Baca juga: Makanan Iblis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*