Kejadian 8:22 Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.”
Allah telah menetapkan dalam segala sesuatu selalu ada dua aspek kehidupan, termasuk dalam kehidupan rohani, yaitu membaca Alkitab dan berdoa. Sayangnya, ketika ketetapan Allah itu sampai di tangan kita, seringkali kita menitik-beratkannya hanya pada satu aspek saja, sehingga menjadi berat sebelah. Dalam kenyataan sehari-hari, ada orang-orang Kristen yang hanya suka membaca Alkitab, tapi tidak suka berdoa. Ketika membaca Alkitab, mereka mungkin bisa membenamkan kepala ke dalam Alkitab dari pagi sampai malam. Semakin membaca semakin ada rasanya. Mereka mungkin telah menyelesaikan pembacaan Alkitab beberapa kali. Namun, mereka jarang berdoa. Bahkan walaupun telah digerakkan oleh Roh Kudus, mereka tetap tidak mau berdoa. Ketika membaca Alkitab, rasanya luar biasa, tetapi ketika berdoa, rasanya seperti minum pil pahit.
Di sisi yang lain, ada sebagian orang yang sangat suka berdoa. Begitu berlutut, langsung tergerak hingga menangis, ada yang berbahasa lidah, menyanyikan nyanyian rohani, dst. Pokoknya ketika berdoa sangat berselera dan membubung tinggi. Namun ketika membaca Alkitab, sebentar saja sudah mendengkur. Mereka lebih suka berdoa daripada membaca Alkitab.
Jika seseorang membaca Alkitab lebih banyak daripada berdoa, ia akan jatuh ke dalam doktrin harfiah dan peraturan, kondisi rohaninya seringkali tenggelam dan kering layu. Sebaliknya, orang yang lebih banyak berdoa daripada membaca Alkitab bisa terjangkit penyakit “gila rohani”. Bila ingin memiliki kehidupan rohani yang normal, kita harus memberikan penekanan yang sama kepada membaca Alkitab dan berdoa. Setiap kali berdoa harus menjamah firman, dan setiap kali membaca Alkitab harus berdoa-baca.
Doa: O Tuhan Yesus, biarlah kami menjadi orang yang seimbang dalam doa dan pembacaan Alkitab, sehingga kami memiliki kehidupan rohani yang normal. Amin!