Kegagalan Doa

“dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (Matius 6:12)

Setelah memprioritaskan Allah dan meminta makanan harian yang secukupnya, dalam ayat 12 Tuhan Yesus mengajarkan prinsip doa yang sangat penting dan mendasar, yaitu: Kuasa doa ditentukan oleh kebersihan hati kita. Sebetulnya ini merupakan pusat dari segalanya tentang doa, yaitu ketika datang kepada Allah, kita harus memastikan hati kita bersih di hadapan-Nya.

Itu sebabnya, dalam doa Bapa kami, Tuhan Yesus mengajarkan untuk kita membereskan segala sesuatu yang mengganjal dan mencemari hati kita, dengan mengakuinya dan memohon ampun. Salah satu hal yang paling bisa mengganjal dan mengotori hati kita adalah kepahitan terhadap orang lain yang tidak ingin dilepaskan dengan pengampunan.

Mengapa hal ini menjadi pusat doa?

“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Matius 6:14-15)

Jika kita tidak mengampuni orang, maka Bapa juga tidak mengampuni kesalahan kita. Dan jika Bapa tidak mengampuni, maka sia-sialah semua doa kita. Tidak akan berkenan kepada Allah.

Kesimpulannya adalah: Yang paling penting dalam berdoa bukanlah keindahan kata-kata, melainkan kebersihan hati. Sebagus apa pun isi doa kita, namun jika hatinya kotor, penuh dengan konflik batin, doa itu menjadi sia-sia.

Kegagalan doa yang terutama, bukanlah pada kata-katanya atau susunannya atau isi doanya, melainkan pada hatinya. Jika hati kotor, sebagus apa pun doa yang kita naikkan, akan menjadi sia-sia.

Baca Juga: Mematikan Aku Dan Memperbesar Allah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*