MERENUNGKAN FIRMAN

Yeremia 15:16, “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.

Menikmati Firman berarti mengunyah Firman perlahan-lahan sebelum ditelan. Istilah yang sering kita pakai adalah merenungkan Firman. Secara jasmani, kita harus mengunyah makanan sebanyak 32 kali sebelum ditelan. Jika kita mengunyah makanan terlalu cepat ada banyak hal negatif yang bisa terjadi, seperti: Kita tidak dapat menikmati makanan dengan baik, memperlambat proses pencernaan, bahkan merusak pencernaan dan mengakibatkan sakit maag (GERD), dan bisa menyebabkan penyakit lainnya.

Secara rohani sama. Jika kita membaca Firman dengan cepat, tidak mengunyahnya perlahan-lahan, maka kita tidak dapat menikmati firman, dan proses pencernaan firman ke dalam diri kita menjadi lambat sehingga hanya sedikit ‘nutrisi’ Firman yang terserap. Jika ini dilakukan terus-menerus, maka pencernaan rohani kita bisa menjadi rusak, sehingga Firman apa pun yang kita baca atau dengar, tidak dapat terserap secara penuh ke dalam diri kita. Hal tersebut membuat kita kehilangan nafsu makan secara rohani, dan selanjutnya bisa mengakibatkan munculnya pelbagai penyakit rohani. Itu sebabnya, kita harus membangun kebiasaan untuk makan Firman secara teratur dengan merenungkannya atau mengunyahnya secara perlahan-lahan.

Merenungkan Firman adalah menikmati Firman sebagai nafas-Nya. Ini berarti kita berkontak dengan Allah, bersekutu dengan-Nya, berdoa dan menyembah Dia melalui Firman dan dengan Firman. Kita juga bisa berbicara kepada diri sendiri melalui Firman dan dengan Firman di hadapan Tuhan. Melalui merenungkan Firman seperti ini, kita akan diinfus oleh Allah, menghirup Dia ke dalam kita, dan menerima perawatan rohani.

Keluaran 20:2, “Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.

Misalnya saya ingin merenungkan Firman Tuhan dari ayat di atas, saya bisa mengunyahnya dengan berkata-kata seperti ini: “Sonny, ingatlah bahwa TUHAN (Yehova) adalah Allahmu! Dia telah membawa kamu keluar dari Mesir, dari perbudakan. Sekarang kamu telah keluar. Amin! O Tuhan Yesus, aku menyembah-Mu, sebab Engkau telah membawa aku keluar dari perbudakan!” …. Dan seterusnya ….

Ketika berkata-kata, kita harus melakukannya secara spontan dan penuh kenikmatan. Jika kita merenungkan sepuluh perintah Allah dengan cara seperti ini, kita tidak akan menerapkannya sebagai huruf-huruf yang mati, melainkan menikmatinya sebagai Firman Allah yang hidup. Amin!

Doa: O Tuhan Yesus, tolonglah kami untuk merenungkan Firman-Mu secara tepat, agar kami dapat menikmatinya dan menyerapnya secara maksimal. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*