PENDOA ADALAH SEORANG YANG KEKUATAN ALAMIAHNYA TELAH DIREMUKKAN

Matius 26:35 Kata Petrus kepada-Nya: “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” Semua murid yang lain pun berkata demikian juga.

26:74-75 Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: “Aku tidak kenal orang itu.” Dan pada saat itu berkokoklah ayam. Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: “Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.

Doa Petrus dalam ayat 35 menunjukkan bahwa ia percaya pada kemampuan alamiahnya sendiri. Di tengah kepercayaan dirinya yang tinggi untuk sukses mengikut Tuhan, Tuhan malah memastikan bahwa Petrus akan menyangkal Tuhan tiga kali sebelum ayam berkokok. Jadi ketika Petrus berkata, “Aku pasti berhasil!” Tuhan berkata, “Engkau pasti gagal!” Dan yang terjadi adalah: Petrus gagal! Ia betul-betul menyangkal Yesus tiga kali sebelum ayam berkokok. Artinya, sebelum ayam berkokok, Petrus sudah gagal tiga kali. Ini adalah kegagalan yang menyakitkan, tapi dengan demikian, ia diremukkan dari kekuatan alamiahnya. Setelah peristiwa itu, kita tidak pernah mendapati Petrus berani sesumbar lagi untuk “menyatakan keperkasaannya”.

Seorang pendoa seharusnya adalah orang yang sering rebah tersungkur di hadapan Allah, bukan orang yang merasa kuat. Contoh lain adalah pengalaman Yakub di tepi sungai Yabok (Kej. 32:24-32). Pada waktu itu, doanya penuh dengan kekuatan alamiah, bahkan ia bergumul dengan Allah. Karena tidak ada alternatif lain, Allah terpaksa menjamah pangkal pahanya, sehingga Yakub menjadi pincang, artinya Allah melucuti kekuatan alamiahnya. Pendoa yang sejati, pastilah orang yang kekuatan alamiahnya telah diremukkan oleh Allah, sehingga mereka menjadi orang yang “pincang” di hadapan Allah dan manusia. Mereka sepenuhnya lunak di hadapan Allah, tunduk dan percaya serta bergantung kepada kehendak dan kuasa Allah saja. Doa yang sejati akan melucuti kekuatan alamiah kita, sehingga kita menjadi orang yang “pincang”, bukan orang yang “perkasa”.

Doa: O Tuhan Yesus, lucutilah kekuatan alamiah kami, sehingga kami bisa menjadi pendoa yang rebah tersungkur di hadapan-Mu. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*