Yohanes 12:24, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”
Semakin mengalami pertumbuhan rohani yang sejati, kita akan semakin menyadari bahwa hidup bagi diri sendiri adalah dosa, bahkan dosa yang terbesar. Saya harus menekankan frasa “yang sejati” di sini, dikarenakan banyak orang Kristen yang merasa dan mengatakan dirinya bertumbuh secara rohani, namun justru semakin egois dan semakin hidup bagi diri sendiri, itu pasti bukan pertumbuhan rohani yang sejati! Orang Kristen yang hidup bagi diri sendiri sama seperti sebutir biji gandum yang tidak mau jatuh ke tanah dan mati, dan karena itu, walau sudah bertahun-tahun menjadi orang Kristen, ia tetap satu biji saja, tidak pernah menghasilkan buah. Dalam lubuk hatinya masih ada unsur rasa sayang diri yang berasal dari hayat jiwa.
Allah tidak pernah bermaksud menyuruh roh kita sekedar menjadi kolam penampung air hayat rohani, tetapi juga menjadi penyalur air hayat itu kepada orang lain. Jika kita hanya menampung dan tidak menyalurkan air hayat, maka kita akan menjadi seperti laut mati, di mana tidak ada makhluk hidup yang dapat bertahan hidup di sana. Bila hayat Allah tersumbat di dalam roh dan tidak tersalur keluar, maka kita akan menderita kekeringan dan kematian rohani. Inilah penyebab terbesar dari kemunduran rohani dan berkurangnya kekuatan roh orang Kristen.
Hayat rohani sebenarnya ditujukan untuk melakukan pekerjaan rohani, dan pekerjaan rohani seharusnya merupakan ekspresi dari hayat rohani yang di dalam. Rahasia pertumbuhan rohani justru terletak pada pengaliran hayat yang tersalur keluar terus-menerus tanpa berkeputusan sampai mencapai orang lain, sehingga kita menghasilkan putra-putra Allah yang lain. Pengaliran atau penyaluran hayat seperti ini bisa terjadi ketika kita memberitakan Injil dan merawat orang lain, menghasilkan putra-putra Allah lainnya.
Di dalam persekutuan jemaat, kita juga tidak boleh hanya menerima dan menampung penyaluran hayat dari jemaat lainnya, kita juga harus bertindak aktif untuk menyalurkan hayat kepada yang lain. Orang yang hanya pasif menerima penyaluran hayat dari orang lain, tapi tidak mau aktif untuk menyalurkan hayat kepada orang lain, akan mengalami kemandekan dan kemerosotan rohani. Jadi, lalu lintas keluar masuknya hayat harus terjadi terus-menerus tanpa henti dalam hidup kita. Inilah rahasia pertumbuhan rohani!
Doa: O Tuhan Yesus, tolong kami agar tidak menjadi orang Kristen yang egois dan pasif yang hanya mau menerima dan menampung penyaluran hayat, namun tidak mau menyalurkan hayat. Tolonglah agar lalu lintas dua arah dari penyaluran ini terus terjadi dalam hidup kami. Amin!