TEKAD YANG LENTUR

Kisah Para Rasul 10:15-17 Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: “Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.” Hal ini terjadi sampai tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit. Petrus bertanya-tanya di dalam hatinya, apa kiranya arti penglihatan yang telah dilihatnya itu. Sementara itu telah sampai di muka pintu orang-orang yang disuruh oleh Kornelius dan yang berusaha mengetahui di mana rumah Petrus.

Tekad yang kuat juga harus lentur, karena kuat tanpa lentur adalah keras kepala. Memiliki tekad yang kuat itu harus, tetapi tidak seharusnya kita menjadi keras kepala. Setiap orang yang ingin belajar berdoa harus memiliki tekad yang kuat, tetapi tidak keras kepala. Tekad haruslah lentur. Kelenturan ini dapat digambarkan seperti “per” yang ada dalam sebuah jam tangan. Kita bisa mengatakan bahwa per itu keras, tetapi juga lentur. Per itu bisa menjadi daya gerak karena kuat tetapi juga lentur. Saya menggunakan tekad yang kuat untuk menghadapi segala yang berasal dari Iblis, tetapi dengan tekad yang lentur saya menerima segala sesuatu yang datang dari Allah.

Dalam doa, seringkali kita baru menjamah kehadiran Allah, tetapi tak berapa lama kemudian kita kehilangan penyertaan-Nya. Penyebab utamanya adalah karena kita tidak cukup lentur. Karena sebetulnya perasaan Allah sudah berbelok, tetapi kita tidak ikut berbelok bersama Dia. Kita bersikeras mempertahankan doa yang semula karena kita merasa ini baik. Bersikeras dalam doa seperti ini bukanlah kuat, melainkan keras kepala.

Suatu hari, Petrus naik ke atas rumah untuk berdoa. Ketika sedang berdoa ia merasa lapar. Lalu ia melihat sebuah benda berbentuk kain lebar, yang di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang haram. Lalu Allah menyuruh Petrus untuk menyembelih dan memakannya. Tetapi Petrus menolaknya karena ia belum pernah memakan binatang haram dan najis. Inilah keteguhan tekad Petrus. Tetapi Allah berbicara kepadanya sampai tiga kali. Ketika Petrus bertanya-tanya dalam hatinya apa arti penglihatan itu, orang-orang suruhan Kornelius datang menjemputnya. Dan Petrus segera setuju untuk pergi bersama orang-orang kafir itu. Inilah kelenturan Petrus. Jika ia tidak mau bersentuhan dengan orang-orang kafir itu, ia adalah orang yang keras kepala. Tetapi ia pergi bersama mereka, ini menunjukkan ia cukup lentur.

Seringkali kita tidak dapat mengikuti gerakan Roh dalam doa karena kita begitu keras sehingga menjadi degil. Itulah sebabnya kita tidak melihat terang, tidak menjamah kehadiran Allah, tidak mengalami pertumbuhan rohani. Pada saat yang sama, kita tidak mampu bertahan dalam doa. Keteguhan tekad memerlukan kelenturan. Kelenturan ini harus seimbang dengan keteguhan, baru bisa berdoa dengan tepat. Iblis sering memanfaatkan manusia, benda, dan perkara yang di luar untuk membunuh kehidupan doa kita. Karena itu kita perlu melatih tekad kita agar dapat berdiri teguh. Pada saat yang sama, dalam doa-doa kita, tekad harus setiap saat bisa tunduk dan berpaling sesuai dengan perasaan di dalam roh kita.

Ada orang yang tidak bisa berdoa karena diganggu oleh hal-hal yang sepele. Ini menunjukkan tekadnya tidak cukup kuat. Namun, ada juga orang yang sangat kuat, bersikeras berdoa untuk hal tertentu, terus mempertahankannya, tidak bisa berbelok, tidak bisa mengikuti gerakan Roh di dalam. Ini menunjukkan tekadnya tidak cukup lentur. Banyak orang memiliki tekad yang terlalu lunak atau terlalu kuat. Tetapi baik lunak maupun keras bukanlah yang dikehendaki. Tekad yang kita perlukan adalah tekad yang kuat tetapi tidak keras, lentur tapi tidak lunak.

Doa: O Tuhan Yesus, tolong kami untuk memiliki tekad yang kuat tapi tidak keras, lentur tapi tidak lunak, agar kami dapat berdoa dan mengikuti kegerakan-Mu dalam doa, sehingga kami berdoa sesuai dengan kehendak Bapa. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*