“Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.” (Kejadian 6:12)
Keadaan bumi ditentukan oleh manusia yang tinggal di dalamnya. Saat semua manusia menjalankan kehidupan yang rusak di bumi, maka bumi pun menjadi rusak. Itu sebabnya saat bumi menjadi rusak, manusialah yang dihukum oleh Tuhan. Namun saat manusia dihukum oleh Tuhan, seringkali ciptaan lain pun terkena dampaknya.
Saat kejatuhan manusia pertama, manusia dihukum, tapi tanah pun menjadi terkutuk karenanya. Pada zaman Nuh, semua orang menjalankan kehidupan yang rusak, manusia dihukum dengan air bah, namun ciptaan lain pun terendam air. Jadi kehidupan manusia sangat memengaruhi bumi dan ciptaan lainnya.
Saat Allah ingin menghukum Sodom dan Gomora karena penduduknya sudah rusak dan berdosa, Abraham bertanya bagaimana kalau ada orang benar di sana, apakah Tuhan juga akan memusnahkannya? Singkat cerita, Tuhan berkata, jika ada 10 orang benar di sana, Tuhan tidak akan memusnahkannya. Jadi kehidupan orang benar akan sangat menentukan apakah bumi dimusnahkan atau tidak.
Seluruh manusia menentukan keadaan bumi, tapi kalau pun bumi rusak karena mayoritas orang tidak benar, Tuhan tetap tidak akan menghukum bumi jika ada 10 orang benar. Jadi kehidupan kita sebagai orang benar sangat menentukan nasib bumi ini.
Jika Allah menilik bumi Indonesia, adakah didapati cukup orang benar untuk menyelamatkan bumi pertiwi ini? Keberadaan kita sebagai orang benar akan sangat menentukan keadaan bumi pertiwi ini.
Baca juga: Riwayat Hidup