PEMISAHAN JIWA DAN ROH –
MEMBEBASKAN ROH DARI KEKANGAN JIWA

Ibrani 4:12, “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.”

Kata “menusuk” dan “memisahkan” perlu diperhatikan secara khusus. Firman Allah menusuk ke dalam jiwa dan roh, dan memisahkan keduanya. Ketika Tuhan Yesus disalib, tangan dan kaki, serta rusuknya pun tertusuk. Maukah kita membiarkan salib beroperasi di antara jiwa dan roh kita?

Jiwa Maria juga pernah tertusuk (Luk. 2:34-35). Walau “anaknya” itu pemberian Allah, ia harus mengorbankan-Nya; mengorbankan hak dan tuntutannya terhadap seorang anak. Ia harus menolak semua kasih sayangnya yang alamiah, dan membuang rasa “tak sampai hati” yang ada dalam jiwanya. Inilah pekerjaan yang ingin dilakukan firman Allah di dalam diri kita, itu sebabnya menuntut keterbukaan dari diri kita.

Pemisahan jiwa dan roh di sini tidak hanya memisahkan kedua organ itu saja, namun juga membelah jiwa itu sendiri. Bila firman hayat ingin mencapai roh kita, haruslah membelah jiwa terlebih dulu, karena roh terkurung oleh jiwa. Firman salib itu akan menusuk dan membelah jiwa demi membebaskan hayat roh dari kekangan hayat jiwa. Setelah pada hayat jiwa terdapat bekas-bekas salib, baru jiwa akan takluk dan menaati roh. Jika jiwa tidak menjadi jalan keluar bagi roh, maka jiwa akan selalu menjadi rantai yang membelenggu roh. Selama kita enggan membuang kesenangan kehidupan emosional, maka kita akan sulit mencapai kemajuan dalam hayat rohani. Selama kurungan jiwa ini belum terenyahkan, maka hayat roh tak mungkin terbebaskan.

Doa: O Tuhan Yesus, biarlah firman-Mu menusuk dan membelah jiwa kami, agar roh kami terbebaskan dari kekangan jiwa, sehingga kami beroleh kemajuan dalam hayat rohani. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*