Roma 12:15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!
Seorang pendoa bukan hanya rohnya harus tepat, bagian-bagian dari jiwanya pun harus normal. Dengan kata lain, jika ingin berdoa dengan baik kita harus “menepatkan” seluruh diri kita. Kita harus menyadari bahwa kita adalah manusia yang telah jatuh, sehingga tidak ada satu pun bagian dalam diri kita yang tepat. Jangan pernah berpikir bahwa semua masalah dalam diri kita telah diselesaikan ketika kita dilahirkan kembali. Kelahiran kembali memang menghidupkan roh kita, namun seluruh bagian diri kita masih belum tepat, karena itu perlu ditepatkan.
Alkitab berkata, setelah dilahirkan kembali pikiran kita harus diperbarui (Rm. 12:2). Alkitab juga berkata, kita harus bersukacita dengan orang yang bersukacita dan menangis dengan orang yang menangis. Ini adalah soal penepatan emosi. Ada orang yang emosinya tidak tepat; seharusnya bergembira, tidak bergembira; seharusnya menangis, tidak menangis. Jadi bukan hanya pikiran perlu diperbarui, emosi pun perlu ditepatkan.
Berdoa adalah perkara manusia datang dengan seluruh dirinya ke hadapan Allah untuk melakukan suatu hal yang sangat serius. Jika di dalam kita ada bagian yang tidak tepat, maka kita tidak bisa menjadi pendoa yang tepat. Semua contoh doa dalam Alkitab memeperlihatkan kepada kita bahwa setiap pendoa memiliki roh yang lurus, pikiran yang jernih, dan emosi yang tepat. Tidak diragukan lagi, emosi mereka telah terlatih dan telah ditepatkan.
Doa: O Tuhan Yesus, tepatkanlah seluruh diri kami ya Tuhan sehingga kami boleh menjadi pendoa yang tepat. Amin!