
“TUHAN memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya. Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya” (Kejadian 21:1–2).
Abraham mengalami penggenapan janji Tuhan tepat seperti yang difirmankan oleh Tuhan yaitu memiliki keturunan. Apakah Anda pernah menerima janji Tuhan tetapi belum mengalaminya? Inginkah Anda mengalaminya? Apakah kuncinya?
Minimal ada dua unsur yang harus diperhatikan jika ingin mengalami penggenapan janji Tuhan, untuk memudahkan mengingatnya kita sebut saja dengan istilah 2P, yaitu:
P yang pertama adalah: Proses
Selalu butuh proses untuk mengalami penggenapan janji. Soal berapa lama prosesnya, masing-masing orang mungkin akan berbeda. Dalam hal Abraham, ia mengalami proses selama 25 tahun. Menerima janji pada usia 75 tahun dan mengalami penggenapannya pada usia 100 tahun.
Banyak orang ingin yang instan, hari ini terima janji besok alami penggenapannya. Seingat saya tidak ada yang seperti itu. Abraham butuh waktu 25 tahun, Yusuf tiga belasan tahun, Daud juga belasan tahun. Jadi selalu butuh proses untuk mengalami penggenapan janji. Karena penghalang terbesar untuk Anda mengalami penggenapan janji adalah faktor ketidak-siapan. Jika Anda telah siap maka tidak akan ada alasan untuk Tuhan menunda-nunda waktunya. Selama proses itulah Tuhan mempersiapkan Anda. Harus dipahami bahwa Tuhan adalah Tuhan yang lebih mementingkan proses dari pada hasil.
P yang kedua adalah: Percaya
Jika kita bicara tentang penggenapan janji, unsur yang paling pertama dan terutama untuk kita miliki adalah percaya, bukan kerja keras. Selama Anda belum mempercayai janji-Nya secara bulat maka Tuhan tidak bisa menggenapi janji-Nya, sekeras apa pun Anda mengusahakannya. Itu sebabnya selama proses berlangsung, hal yang paling banyak akan diajarkan dan ditanamkan Tuhan dalam diri Anda adalah percaya.
Percaya adalah salah satu pelajaran yang paling sulit dipahami oleh orang percaya. Selama proses 25 tahun yang dilalui oleh Abraham untuk mengalami penggenapan janji, Tuhan hanya sibuk mengajarkan satu mata pelajaran ini, yaitu percaya. Dia berdaya upaya dengan pelbagai macam cara untuk mengajarkan dan menanamkan kepercayaan dalam diri Abraham terhadap janji-Nya. Dia menyuruh Abraham menghitung bintang di langit, agar supaya Abraham bisa membayangkan keturunannya sebanyak itu. Agar janji Tuhan terpatri dalam pikiran Abraham. Kemudian Tuhan juga menyuruh Abraham dan Sara mengganti namanya agar supaya mereka terus memperkatakan janji-Nya, dengan demikian janji itu akan terpatri dalam alam bawah sadar mereka.
Hasil dari pembelajaran Abraham tentang Iman sepanjang 25 tahun dicatat dalam Roma 4:18–21,
Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
Itulah yang menyebabkan Abraham dijuluki: bapa orang percaya. Hasil pembelajaran selama 25 tahun.
Baca juga: Cara Menciptakan Dunia yang Berbeda