Imamat 10:6 Kemudian berkatalah Musa kepada Harun dan kepada Eleazar dan Itamar, anak-anak Harun: “Janganlah kamu berkabung dan janganlah kamu berdukacita, supaya jangan kamu mati dan jangan TUHAN memurkai segenap umat ini, tetapi saudara-saudaramu, yaitu seluruh bangsa Israel, merekalah yang harus menangis karena api yang dinyalakan TUHAN itu.
Ketika anak-anak Harun, Nadab dan Abihu, mempersembahkan api asing yang tidak diperintahkan Tuhan dalam kemah Tuhan, api Allah menyambar mereka sehingga mati. Setelah mereka mati, Musa berkata kepada Harun dan kepada Eleazar dan Itamar, yang adalah ayah dan saudara dari Nadab dan Abihu yang mati, “janganlah kamu berkabung dan janganlah kamu berdukacita.” Musa melarang mereka untuk menyatakan emosi kesedihan. Jika pada saat itu Harun berduka dan berkabung, mungkin ia tidak bisa menjadi imam lagi. Ini bukanlah hal yang mudah. Sebagai orangtua, Harun pasti memiliki perasaan duka. Tapi sebagai imam Tuhan, ia harus bisa mengotrol emosinya sedemikian rupa sehingga ia bisa berguna di hadapan Allah.
Jika ingin dipakai oleh Allah, kita harus melatih diri untuk menepatkan emosi kita. Jika emosi kita telah dibenahi dan ditepatkan sesuai dengan butir-butir yang telah kita pelajari bersama, barulah emosi kita bisa berguna dalam berdoa, barulah emosi kita bisa dipakai oleh roh, dan bisa bekerja sama dengan Allah untuk mengekspresikan Allah, barulah kita bisa menjadi seorang pendoa di hadapan Allah. Semoga Tuhan mewahyukan ini semua dengan terang kepada kita semua. Amin!
Doa: O Tuhan Yesus, kami mau melatih emosi kami agar menjadi emosi yang tepat dan terkontrol, sehingga emosi kami bisa dipakai untuk berdoa, dan untuk mengekspresikan Allah. Amin!