I Yohanes 2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu — dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta — dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
Begitu diselamatkan, kita segera memiliki roh itu sebagai minyak urapan yang mengurapi dan bergerak di dalam kita. Karena itu kita pasti memiliki perasaan pengurapan. Tanggung jawab kita adalah memperhatikan perasaan di dalam kita dengan ketat. Ketika menerima perasaan pengurapan di dalam, jangan berpikir atau beralasan dengan pikiran kita. Begitu memikirkannya, menimbang-nimbang, mendebat, atau menganalisis, kita akan keluar dari roh dan tidak lagi tinggal di dalam Tuhan.
Pikiran, alasan, dan penglihatan alamiah kita seringkali membuat persekutuan kita dengan Tuhan terputus. Karena itu jangan memperhatikan itu, sebaliknya perhatikanlah perasaan di dalam batin kita. Misalnya: pada saat sedang berbicara, perasaan di dalam melarang untuk terus berbicara, maka kita harus berhenti berbicara. Sabaliknya, jika perasaan batin mendorong dan mendesak kita untuk mengambil suatu tindakan, kita harus menaatinya dan melakukan tindakan tersebut. Atau kita mungkin ingin menyatakan perasaan tertentu, tetapi jika perasaan di dalam seperti membatasi, maka kita harus segera berhenti dan tidak menyatakannya.
Dalam hal besar atau kecil, belajarlah mengikuti perasaan di dalam. Semakin kita berjalan menurut perasaan ini, kita akan mengetahui bahwa kita semakin tinggal di dalam Tuhan. Pada saat yang sama dan dengan spontan, kehidupan kita akan menjadi kehidupan yang tinggal di dalam Tuhan. Ini adalah tinggal di dalam Tuhan menurut pengurapan Roh Kudus.
Doa: O Tuhan Yesus, kami ingin memperhatikan perasaan pengurapan di dalam dengan ketat, agar kami bisa menaatinya, sehingga unsur Alllah semakin tergarap ke dalam kami. Amin!