Kolose 2:20-23, “Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia: jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia. Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.”
Ketika diinsafkan Roh Kudus akan jahatnya perbuatan daging yang telah ia lakukan, seringkali orang Kristen malah mencoba mengalahkan daging dengan cara bergumul. Mereka berpikir bahwa menang atau kalahnya mereka atas daging, tergantung besar kecilnya kekuatan. Itu sebabnya mereka berdoa agar Allah memberikan kuasa rohani yang lebih besar untuk mengalahkan daging.
Di samping bergumul mengalahkan daging, ia juga mencoba memperbaiki atau melatih dagingnya, agar menjadi lebih jinak. Mereka berdoa, membaca Alkitab, menetapkan banyak peraturan, banyak pantangan, seperti: pantang menyentuh ini dan itu, pantang makan, pantang nonton TV, dll. Mereka mengira bahwa keburukan daging hanya disebabkan kekurangan disiplin, tata-tertib, atau pendidikan. Dengan menetapkan peraturan-peraturan yang ketat, mereka berharap daging tidak akan menimbulkan kerusuhan lagi. Padahal Alkitab berkata, “peraturan-peraturan itu tidak ada gunanya selain untuk memuaskan daging.”
Karena orang Kristen pada satu pihak sepertinya ingin membasmi daging, namun di pihak lain sepertinya ingin memperbaiki daging, maka Roh Kudus terpaksa membiarkan mereka mengalami kegagalan, pergumulan, keresahan hingga berkali-kali, sampai mereka mengetahui betapa daging tidak dapat ditolong lagi. Kalau dahulu mereka mengetahui kerusakan daging hanya di dalam pikiran, sekarang mereka mengetahuinya di dalam pengalaman.
Kini kita telah tahu bahwa kita tidak dapat menuruti daging, tidak dapat memperbaiki daging, dan tidak dapat mendidik daging. Lewat pengalaman, kita telah mencoba dengan cara apa pun, dan kita mendapati bahwa watak daging tidak dapat diubah sedikit pun. Lalu apakah yang harus kita lakukan? Kita harus mematikannya! Inilah cara yang Allah tetapkan. Kematianlah yang akan membereskan segalanya. Jadi, bukan kemenangan, melainkan kematian!
Roma 6:7, “Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.”
Doa: O Tuhan Yesus, tolong kami untuk memahami bahwa jalan untuk mengalahkan daging bukanlah kemenangan, melainkan kematian!