Galatia 2:19b-20a, “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.“
Agar ada aliran yang murni dari hayat Allah, kita harus diremukkan. Pernyataan “aku telah disalibkan” dan “bukan lagi aku” mengacu kepada pengalaman diremukkan. Hanya mereka yang telah diremukkan, yang telah disalibkan dengan Kristus, akan dapat berkata “bukan lagi aku.” Pernyataan “melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” mengacu kepada pengaliran keluar hayat ilahi. Kristus diekspresikan melalui kita adalah hayat mengalir keluar dari diri kita.
Roh hayat tinggal di dalam roh kita, tapi masalahnya jiwa dan tubuh membungkus roh kita. Agar hayat bisa dilepaskan dari roh kita, maka jiwa dan tubuh perlu ditanggulangi dan diremukkan. Tubuh tidak terlalu memberi banyak masalah, namun jiwa memberi masalah besar. Segala hal yang berkaitan dengan pikiran, emosi, dan keinginan, selalu sulit ditangulangi dan memberikan banyak masalah.
Ketika kita berkata jiwa harus ditanggulangi dan diremukkan, maksudnya adalah jiwa ditaklukkan, dijadikan tunduk kepada roh dan mengikuti roh. Orang yang bisa membebaskan rohnya adalah orang yang telah menundukkan pikiran, emosi, dan kehendaknya di bawah pengaturan rohnya. Roh yang memimpin dan mendominasi. Jiwa mengikuti roh, dan bukan sebaliknya.
2 Korintus 10:5, “…. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.“
Ketika kita menghadapi sesuatu, apakah yang pertama-tama bereaksi? Pikiran, emosi, tekad, atau roh? Bagian yang pertama-tama bereaksi ketika menghadapi sesuatu, itulah yang mendominasi diri kita. Ketika menghadapi sesuatu, orang yang didominasi oleh pikiran segera sibuk dalam pikirannya, entah untuk bertanya-tanya tentang mengapa dan bagaimana hal itu bisa terjadi atau untuk mencari solusi. Sementara orang yang didominasi oleh emosinya, segera bereaksi dalam emosinya, entah gembira, sedih, kecewa, atau marah. Lalu orang yang didominasi oleh tekadnya, segera bertekad untuk melakukan ini dan itu secepatnya.
Jika ingin hayat mengalir keluar, kita harus menekan pikiran, emosi, atau tekad kita yang liar itu, dan mulai menggunakan roh untuk merasakan situasinya. Ketika menghadapi setiap situasi dengan roh, maka hayat akan mengalir keluar dari diri kita. Agar hayat ilahi dibebaskan dari dalam roh, kita harus belajar untuk bersekutu dengan Tuhan, ditundukkan dalam jiwa kita, dan membiarkan roh kita mendominasi dan mengatur atas setiap perkara.
Doa: Tuhan Yesus, kami menawan dan menaklukkan jiwa kami untuk tunduk pada pimpinan dan pengaturan roh, agar hayat ilahi mengalir keluar dari diri kami. Amin!