DAGING SELALU BERUBAH-UBAH

2 Korintus 1:17-20, “Jadi, adakah aku bertindak serampangan dalam merencanakan hal ini? Atau adakah aku membuat rencanaku itu menurut keinginanku sendiri, sehingga padaku serentak terdapat “ya” dan “tidak”? Demi Allah yang setia, janji kami kepada kamu bukanlah serentak “ya” dan “tidak”. Karena Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kamu, yaitu olehku dan oleh Silwanus dan Timotius, bukanlah “ya” dan “tidak”, tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada “ya”. Sebab Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan “Amin” untuk memuliakan Allah.

Sejak dilahirkan kembali, dalam diri kita terdapat dua hayat, yaitu hayat ilahi (Kristus) di dalam roh kita, dan hayat alamiah (aku – daging) di dalam jiwa dan tubuh kita. Seharusnya kita hidup berdasarkan dan bersandarkan pada Kristus, hayat ilahi di dalam kita. Namun seringkali yang terjadi adalah kita hidup berdasarkan dan bersandarkan pada “aku”, hayat alamiah kita.

Kebanyakan orang Kristen memiliki hayat yang tercampur: Kristus dalam roh dan aku dalam jiwa tercampur jadi satu. Sulit dipisahkan dan dibedakan. Inilah yang menyebabkan orang Kristen sulit mengenali yang mana Kristus, yang mana aku, dan yang mana berasal dari roh, yang mana berasal dari jiwa (daging). Semua pikiran dan tindakan yang berasal dari jiwa, dikenali sebagai dari roh. Semua ego daging dikenali sebagai Kristus. Perlu penerangan Roh Kudus yang besar dan pekerjaan salib yang sangat mendalam untuk memisahkan roh dari jiwa, Kristus dari aku (ego).

Salah satu ciri daging yang harus kita kenali adalah ia suka berubah-ubah. Sebentar ya, sebentar tidak. Dalam dirinya sering terdapat “ya” dan “tidak” secara serentak. Jadi orang yang bersifat daging seringkali berubah-ubah dalam pikirannya, keputusannya, perkataannya, ajarannya, janjinya, komitmennya, dlsb.

Ciri dari manusia rohani adalah ia tidak suka bertindak serampangan, ia tidak membuat sebuah rencana menurut keinginannya sendiri, ia teguh, tidak suka berubah-ubah, bila ia berjanji, janjinya juga teguh, bukan serentak “ya” dan “tidak”. Manusia rohani adalah Kristus yang hidup di dalamnya. Di dalam Kristus hanya ada “ya”, bukan serentak “ya” dan “tidak”, karena Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah. Jadi sebenarnya ciri manusia rohani (orang yang hidup menurut roh), sebenarnya adalah ciri dari Kristus sendiri.

Galatia 2:20, “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.

Doa: O Tuhan Yesus, kami ingin hidup menurut Kristus, sehingga seperti Kristus teguh dan tidak berubah-ubah, kami pun menjadi orang yang teguh dan tidak berubah-ubah. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*