Yohanes 1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
Dalam Perjanjian Lama, imam-imam yang mendekati mezbah emas untuk membakar ukupan (lambang doa) harus melewati mezbah korban bakaran (lambang salib Kristus), lalu melewati meja roti sajian (lambang Kristus sebagai suplai hayat), dan melewati kaki dian atau kandil (lambang Kristus sebagai terang hayat). Kita telah membahas hubungan doa dengan salib, juga telah membahas hubungan doa dengan suplai hayat, dan kini kita akan membahas hubungan doa dengan terang hayat.
Tidak ada seorang pun bisa datang ke hadapan Allah untuk berdoa ketika sedang berada dalam keadaan gelap, remang-remang, suram, dan berkabut. Kalau kita datang dalam keadaan seperti itu, kita tidak akan memiliki banyak perkataan atau beban yang cukup untuk berdoa. Perhatikanlah, jika terang kaki dian dipadamkan, maka seluruh tempat kudus menjadi gelap, tidak ada seorang pun yang bisa membakar ukupan di atas mezbah emas. Karena berada dalam keadaan gelap, orang tidak tahu harus mulai dari mana. Hanya terang kaki dian yang membuat orang bisa bergerak dan bertindak serta tahu apa yang harus dilakukan di mezbah ukupan.
Seringkali, ketika datang ke hadapan Allah untuk berdoa, kita belum menyalakan dian dan tidak ada terang dalam batin. Karena itu, kita hanya bisa berdoa secara sembarangan, dan meraba-raba dalam kegelapan. Sesungguhnya, kalau kita sedang berada dalam keadaan seperti itu, janganlah mencoba berdoa. Kita perlu berpaling dulu ke dalam roh untuk membereskan masalah terang ini. Bila di dalam kita telah diterangi, bisa melihat dengan jelas, mengetahui apa yang harus didoakan dan bagaimana berdoa, kita baru bisa mulai berdoa.
Untuk membereskan perkara terang, pertama-tama kita harus ditanggulangi lebih dulu di atas mezbah korban bakaran. Ini berarti kita menerima peremukan di atas salib. Kemudian kita mengalami Kristus sebagai hayat dan menikmati-Nya sebagai roti sajian. Selanjutnya, berdasarkan yang telah kita alami dan nikmati, kita membawa Kristus sebagai makanan hayat dan meletakkan-Nya di hadapan Allah untuk dinikmati oleh Allah. Lalu terang di dalam kita akan benar-benar bersinar. Jika sudah begitu, beberapa menit saja kita berdoa, kita akan merasa bahwa pelita di dalam kita menyala. Pada saat ini, dengan mudah kita akan dapat berdoa di hadapan Allah, dan tahu dengan jelas hal-hal apa yang harus didoakan.
Doa: O Tuhan Yesus, terangilah batin kami sehingga kami tahu apa yang harus kami doakan dan bagaimana berdoa. Amin!