Efesus 4:26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.
Emosi kita bukan saja harus pantas, tetapi juga harus tepat. Pantas adalah masalah martabatnya, sedangkan tepat adalah masalah sifatnya. Ada kalanya ketika kita melihat orang tertawa, tertawanya sangat buruk; dan ketika sedih, sedihnya pun sangat buruk. Perasaan mereka, baik senang, marah, sedih – kurang tepat. Di sisi lain, ada pula orang Kristen yang hanya bisa tertawa tapi tidak bisa menangis dan tidak pernah marah. Ini juga emosi yang tidak tepat.
Ayat di atas mengatakan apabila kita marah, janganlah berbuat dosa: janganlah matahari terbenam sebelum padam amarah kita. Bila seseorang marah dan berbuat dosa karena amarahnya, maka amarahnya tidak tepat, jahat. Bila amarahnya berkepanjangan karena menyimpan kesalahan orang, itu juga amarah yang tidak tepat. Amarah yang tepat adalah amarah yang tidak membuat kita berdosa dan tidak berkepanjangan; marah dengan kata-kata yang sopan dan benar, bukan dengan kata-kata kasar dan sumpah serapah.
Marah yang benar adalah marah untuk membela kepentingan Allah dan bertujuan untuk menegur orang-orang yang merusak rumah Allah. Itulah yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Tuhan tidak pernah marah karena diperlakukan tidak adil atau disalahi. Bahkan ketika dituduh dengan tuduhan palsu pun ia tetap diam saja dan tidak membela diri, bahkan sampai digantung di atas salib. Inilah marah yang ilahi.
Ada orang yang menangis atau tertawa dengan sopan, tetapi ada juga orang yang menangis dan tertawa dengan cara yang tidak tepat dan tidak pantas. Semua emosi yang tidak tepat merupakan hambatan dalam doa. Karena itu, jika ingin menjadi pendoa yang baik, emosi kita harus pantas, juga harus tepat.
Doa: O Tuhan Yesus, biarlah emosi kami menjadi pantas dan tepat. Ketika kami menangis, marah, atau tertawa biarlah semuanya pantas dan tepat ya Tuhan. Amin