“Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus;” (Galatia 2:19)
Selama kita hidup oleh hukum Taurat dan untuk hukum Taurat, kita tidak akan pernah bisa hidup bagi Allah. Karena selama kita masih merasa bahwa hidup kita ini adalah hasil usaha kita sendiri, kita akan terus hidup untuk diri kita sendiri. Namun jika kita menyadari bahwa hidup kita ini semata-mata karena kasih karunia Tuhan, maka kita akan menyerahkan hidup kita bagi Tuhan.
Jika kita terus berpikir bahwa kita bertumbuh secara rohani karena usaha dan kegigihan kita, keberhasilan kita dalam ekonomi juga karena usaha dan kegigihan kita, pelayanan yang berkembang juga karena usaha dan kegigihan kita, kita menjadi kuat juga karena usaha dan kegigihan kita, buah-buah yang kita hasilkan adalah karena usaha dan kegigihan kita, maka artinya kita sedang hidup di luar kasih karunia, dan semua yang kita katakan buah itu, pasti bukanlah buah.
“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:5)
Yesus dengan jelas dan tegas mengatakan bahwa buah adalah hasil dari kita tinggal di dalam Dia dan Dia tinggal di dalam kita, bukan karena kita berusaha mengerjakan apa saja untuk berbuah dengan gigih. Di luar itu kita tidak dapat berbuah. Jika kita masih bisa berbuah karena usaha kita sendiri, itu bukanlah buah yang sejati.
Baca juga: Bukan Usaha Kita