“Sebab, hukum Roh kehidupan dalam Yesus Kristus telah memerdekakan kamu dari hukum dosa dan maut.” (Roma 8:2)
Hukum Roh kehidupan, bisa disebut juga sebagai hukum Roh hayat atau hukum hayat, yang berasal dari hayat ilahi. Hayat agak berbeda dengan hidup dan kehidupan. Hayat adalah hakiki yang di dalam. Kalimat ini menunjukkan arti ketiga kata tersebut: Kita memiliki hayat, sebab itu kita bisa hidup dan menempuh kehidupan.
Ketika dilahirkan kembali, kita menerima hayat Allah. Hayat Allah memiliki hukum hayatnya sendiri. Hukum hayat inilah yang membuat Allah bisa hidup sebagai Allah. Ini adalah kemampuan alami dari hayat Allah untuk hidup sebagai Allah.
Cobalah lihat burung-burung di udara. Mengapa mereka bisa terbang? Karena di dalam mereka ada hayat burung. Di dalam hayat ada suatu hukum, hukum itulah yang membuat burung bisa terbang. Hukum itulah yang membuat burung mengatasi hukum gravitasi bumi. Selama burung itu hidup di dalam hayatnya maka hukum gravitasi tidak berlaku atas dirinya. Tapi jika sekali waktu ada hujan salju yang lebat dan burung itu mati kedinginan, maka ia segera jatuh ke bumi.
Puji Tuhan, kita telah menerima hayat yang baru, yaitu hayat ilahi, berikut hukum hayatnya. Hukum hayat ini mengatasi hukum dosa dan maut. Itu sebabnya selama kita hidup dalam hayat ilahi, maka hukum dosa dan maut tidak berkuasa atas kita. Hukum dosa dan maut bukan dilenyapkan, tapi tidak berkuasa lagi atas kita.
Contoh: Allah tidak menyingkirkan hukum gravitasi, tetapi Allah memberikan suatu hukum yang lain kepada burung, sehingga hukum gravitasi tidak berlaku atasnya, dan burung bisa terbang. Seperti itulah kita!
Baca juga: Jangan Melawan Hukum