IBADAH DALAM DAGING

Kolose 2:23 (IMB), “Sekalipun aturan-aturan itu kelihatannya penuh hikmat, seperti: hidup dalam kesalehan, merendahkan diri, dan menyiksa diri, namun sesungguhnya semua itu tidak ada gunanya, selain hanya memuaskan kedagingan.”

Segala cara yang kita gunakan untuk menggerakkan, mencari, dan memperoleh perasaan ibadah, itulah ibadah dalam daging. Ini adalah opini kita sendiri terhadap perkara-perkara Allah. Kita tidak mau menuruti ajaran Alkitab, dan tidak mau bersandar pada pimpinan Roh Kudus. Dalam ibadah, dalam pengetahuan Alkitab, dalam menyelamatkan jiwa manusia, dan dalam semua pekerjaan rohani, selalu mengandung kemungkinan untuk kita bertindak menurut daging.

Kita harus menyadari bahwa kita memang memiliki Kristus sebagai hayat ilahi di dalam roh kita, namun kita juga masih memiliki hayat daging (hayat alamiah) di dalam jiwa dan tubuh kita. Tanpa melalui pekerjaan salib, hayat daging ini akan hidup di dalam diri kita, sama seperti ia hidup dalam diri orang berdosa (belum dilahirkan kembali). Hanya, dalam diri kita ia mendapat penentangan dari hayat ilahi dalam roh kita.

Jika daging tidak dibawa ke atas salib, maka orang Kristen akan hidup oleh hayat dagingnya. Daginglah yang memberi kekuatan untuk menjalani hidup, daging pula yang menjadi energi untuk membantu orang Kristen melayani Allah, merenungkan Firman, dan mempersembahkan diri kepada Allah. Daging bisa menjadi motivasi dalam segala pekerjaan baik. Jadi masalahnya bukan apa yang kita lakukan, namun siapa yang melakukannya. Jika ibadah dan pekerjaan rohani dilakukan oleh “aku di dalam aku”, maka ibadah itu adalah ibadah dalam daging. Karena “aku” adalah hayat daging, hayat alamiah. Namun jika ibadah dan perbuatan baik itu dilakukan oleh “Kristus di dalam aku”, maka ibadah itu bukanlah ibadah dalam daging, karena dilakukan oleh hayat ilahi di dalam kita.

Galatia 2:20, “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”

Doa: O Tuhan Yesus, kami menolak segala pekerjaan daging dalam ibadah dan pekerjaan rohani. Biarlah bukan kami sendiri yang melakukan semuanya itu, melainkan Kristus di dalam kami. Bukan kami lagi yang hidup, melainkan Kristus. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*