JIKA HATI NURANI BERLUBANG IMAN AKAN BOCOR

I Yohanes 3:21-22 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.

Setiap kali kita datang ke hadapan Allah untuk berdoa, hayat di dalam kita yang membenci dosa akan memberi kita perasaan agar kita mengakui setiap dosa yang ada. Kita harus menuruti perasaan hayat ini dan menghakimi apa yang ia hakimi. Sampai hayat di dalam ini melepaskan dan membenarkan kita, baru kita tidak memiliki jarak atau penghalang dengan Allah. Karena hati nurani kita tidak tertuduh, tidak ada kebocoran, maka setiap perkataan doa kita akan menjamah Allah. Selesai berdoa, dengan sendirinya kita akan yakin dan percaya bahwa Allah telah mendengar doa kita.

Jika hati nurani kita berlubang, iman akan bocor. Dengan kata lain, orang yang hati nuraninya tidak bersih sulit memiliki iman. Sekalipun dapat berdoa, kita tidak memiliki keyakinan, sebab doa kita tidak menjamah Allah. Untuk memiliki keyakinan bahwa doa kita menjamah Allah, kita harus menganggulangi dosa menurut tuntutan yang dihasilkan oleh sifat membenci dosa dalam hayat doa di dalam kita. Orang yang hati nuraninya bersih, tidak ada tuduhan di dalamnya, pasti mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, dan memiliki iman untuk memperoleh jawaban doa.

Jika Anda penuh dengan ketidakpastian dalam doa, tidak pasti apakah doa Anda didengar Allah atau tidak; tidak pasti apakah doa Anda sesuai dengan kehendak Allah atau tidak; tidak pasti apakah Anda mendengar suara Allah atau tidak, itu menunjukkan tidak ada iman di sana. Dan jika tidak ada iman di sana, itu menunjukkan hati nurani Anda tidak bersih, bocor. Jadi perhatikanlah perasaan hayat yang membenci dosa itu, maka ia akan menunjukkan dosa-dosa yang perlu diakui secara tuntas.

Seringkali orang Kristen menutupi ketiadaan imannya dengan deklarasi iman yang palsu, “aku percaya Allah mendengar doaku, aku percaya aku mendengar suara Allah.” Ini bukanlah deklarasi iman, melainkan deklarasi yang menutupi ketiadaan iman. Dan jika orang menutupi ketiadaan iman, maka kemungkinan besar, ia juga menutupi tuduhan dalam hati nuraninya. Dengan kata lain, ia menutupi dosa yang dinyatakan oleh hayat doa di dalam dirinya. Jadi ketiadaan iman sebetulnya menunjukkan adanya dosa yang belum ditanggulangi. Dan selama kita tidak mau mengakui ketiadaan iman kita, maka kita tidak mungkin menyadari dan menanggulangi dosa yang masih ada dalam diri kita. Orang yang telah belajar pelajaran berdoa adalah orang yang jujur terhadap hatinya sendiri dan terhadap Allah.

Doa: O Tuhan Yesus, kami mau menanggulangi semua dosa yang dinyatakan oleh hayat doa, sehingga hati nurani kami bersih dan kami memiliki iman untuk mendekati Allah dan menjamah Allah dalam doa kami. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*