“…. Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri.” (Kejadian 13:9)
Terkadang perpisahan tidak dapat dihindari. Dalam kasus Abram dan Lot, terjadi perkelahian sengit antara para gembalanya dengan para gembala Lot. Dan sebagai sesama saudara, adalah hal yang tidak enak untuk saling berkelahi. Itu sebabnya Abram mengambil keputusan, dari pada bersama-sama tapi berkelahi, lebih baik berpisah tapi dalam damai.
Kalau memang harus berpisah, jangan takut juga untuk berpisah. Jika terus-menerus terjadi persengketaan dan tidak diketemukan jalan tengah, Mungkin lebih baik berpisah dari pada berseteru.
Barnabas dan Paulus pun mengambil jalan untuk berpisah dari pada berseteru
“Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus.
Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan, berangkatlah ia mengelilingi Siria dan Kilikia sambil meneguhkan jemaat-jemaat di situ.” (Kisah Para Rasul 15:39-41)
Terkadang kita tidak dapat menghindari perpisahan. Kalau memang harus berpisah, lebih baik berpisah dari pada berseteru. NAMUN TENTUNYA HAL INI TIDAK BERLAKU BAGI HUBUNGAN SUAMI-ISTERI!
“Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (Matius 19:5-6)
Baca juga: Jangan Ada Perkelahian