KEBOBROKAN HAYAT JIWA

Yeremia 17:9-10a, “Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, ….

Tidak sedikit orang Kristen yang tidak dapat melihat keburukan atau bahaya pengalaman jiwani. Karena itu mereka tidak dapat menemukan alasan untuk menolak penggunaan hayat jiwa dalam kehidupan dan pekerjaan rohani. Seperti dengan gairah dan kekuatan sendiri melakukan pekerjaan Allah, apa salahnya? Menggunakan karunia dan bakat yang Allah berikan kepadaku dalam bekerja, apa salahnya?

Dulu aku mengabaikan firman Allah, aku tahu itu salah. Tapi sekarang aku dengan sekuat pikiran dan sekuat tenaga mempelajari Alkitab sehingga aku memahami kebenaran, masakan itu salah juga? Kalau aku tidak berusaha menyelidikinya dengan pikiran, bagaimana aku bisa memahaminya? Lagipula, bukankah Allah memberikan pikiran untuk digunakan? Mengapa kita tidak boleh menggunakan pikiran untuk merencanakan dan memikirkan pekerjaan Allah? Bukankah itu baik?

Itulah pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan oleh kebanyakan orang Kristen. Mereka tidak dapat membedakan mana yang rohani dan mana yang jiwani. Mereka belum menerima wahyu Roh Kudus yang membuat mereka sadar akan kebobrokan hayat alamiah.

Jika mereka sungguh-sungguh terbuka, Roh Kudus akan menyingkapkan dan menyadarkan bahwa semua yang dilakukannya semata-mata berfokus pada dirinya sendiri, bukan pada Tuhan. Tidak sedikit yang bertujuan untuk memuliakan diri sendiri, bukan Tuhan. Semua pekerjaannya tidak mencari kehendak Allah, tidak tunduk kepada Allah, tidak menurut pimpinan Allah, tidak mengandalkan kuasa-Nya, melainkan menurut kemauan diri sendiri, dan selalu bertindak sendiri. Segala doa dan mencari kehendak Allah yang dilakukan hanya merupakan formalitas yang di luar, dan palsu.

Walaupun ia ingin merasakan kasih dan hadirat-Nya, tetapi hal itu bukan untuk Tuhan, melainkan untuk menyenangkan dirinya sendiri. Ia bukan mengasihi Tuhannya, melainkan mengasihi perasaannya sendiri, karena perasaan itu bisa memberinya rasa segar, sukacita, dan kemuliaan sorgawi. Pokoknya, semua kehidupan dan pekerjaannya berpusat pada dirinya sendiri, dan bertujuan untuk menyenangkan dirinya sendiri. Setelah Roh Kudus menyingkapkan itu semua, barulah kita jelas akan kebobrokan hayat jiwa, dan ingin melepaskan hayat jiwa. Selanjutnya Roh Kudus dapat memimpin kita ke dalam jalan hayat rohani.

Doa: O Tuhan Yesus, terangi kami akan kebobrokan hayat jiwa sehingga kami mau melepaskan hayat jiwa dan masuk ke dalam jalan hayat rohani. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*