KEDUDUKAN TEKAD

Daniel 6:11 Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.

Kita telah membahas mengenai pikiran dan emosi doa. Kini kita akan membahas mengenai tekad doa. Tekad adalah kehendak bebas manusia yang fungsinya adalah untuk menentukan atau mengambil keputusan. Memastikan apakah seseorang suka atau tidak terhadap suatu hal adalah fungsi dari emosi. Memahami dan mengerti suatu hal adalah fungsi dari pikiran. Namun, apa yang akan dipilih atau ditolak, ditentukan oleh tekad. Keputusan terakhir berada di tangan tekad. Di dalam orang yang tepat, tekad menduduki tempat yang lebih tinggi daripada pikiran dan emosi.

Misalnya, seseorang datang untuk mendengar Injil. Organ yang pertama ia pakai adalah pikirannya untuk mendengarkan dan memahami. Setelah pikirannya terjamah, Roh Kudus menembus pikirannya dan menjamah hati nuraninya. Begitu hati nuraninya tergerak, emosinya terpengaruh dan menyukainya. Ia menyesali kehidupannya yang lampau, dan hatinya berpaling kepada Allah. Pada saat itu ia perlu tekad untuk mengambil keputusan apakah mau percaya kepada Tuhan atau tidak. Walaupun pikirannya sudah memahami dan emosinya juga sudah menyukai, namun tekadlah yang harus mengambil keputusan untuk percaya. Jika tekad tidak menentukan apa-apa, maka tidak akan terjadi apa pun. Tekad adalah organ paling akhir dari diri kita yang menentukan sesuatu.

Banyak orang seperti tidak memiliki tekad, atau memiliki tekad tapi tidak menggunakannya. Mereka seperti kapal tanpa kemudi. Kapal yang tidak memiliki kemudi atau tidak menggunakan kemudi yang ada padanya akan mengarah ke mana pun angin meniupnya, tanpa sasaran dan tujuan. Tekad seharusnya menjadi organ yang mengotrol di dalam jiwa kita. Penyebab seseorang marah dengan beringas adalah dikarenakan emosi yang terlampau aktif, sedangkan tekadnya kurang kuat untuk mengontrol. Demikian pula seseorang bisa sangat gembira sehingga lupa diri dan bertindak di luar batas normal juga dikarenakan kurangnya tekad yang mengontrol dirinya.

Kehidupan doa orang yang tekadnya lemah akan berubah-ubah seiring tiupan angin. Bila ada suasana baik mempengaruhinya, ia akan berdoa. Jika tidak, ia tidak akan berdoa. Ini terjadi baik dalam doa pribadi maupun doa di dalam sidang (ibadah raya). Ketika emosinya timbul, ia akan memanjatkan doa sesuai dengan perasaannya sendiri tanpa mempedulikan arus roh dari sidang. Namun, bila emosinya tidak timbul, ia tidak akan berdoa sama sekali. Baik doa pribadi, maupun doa dalam sidang, keduanya betul-betul bergantung pada gerakan emosi dan bukan di bawah kendali tekad. Orang semacam ini tidak dapat menjadi orang yang berdoa.

Daniel menyediakan waktu khusus untuk berdoa kepada Tuhan tiga kali dalam sehari. Padahal, sebagai pembesar kerajaan, ia pasti orang yang super sibuk. Tapi ia menggunakan tekadnya untuk mengatur waktu dan mengalahkan segala kemalasan dan keletihan dalam dirinya. Banyak orang tidak memiliki waktu khusus untuk berdoa dan membaca Alkitab, karena mereka tidak menggunakan tekadnya untuk menentukan dan menyediakan waktu khusus tersebut. Selama tekad tidak menentukan, tidak akan ada waktu khusus yang tersedia bagi Tuhan. Tekad harus bangkit untuk memimpin emosi dan pikiran. Inilah kedudukan tekad yang benar!

Doa: O Tuhan Yesus, kami ingin memberi kedudukan kepada tekad secara tepat, yaitu di atas emosi dan pikiran, agar dapat mengontrol dan memimpin jiwa kami untuk dikendalikan oleh roh. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*