“TUHAN memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya. Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya. Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu Ishak, yang dilahirkan Sara baginya. Kemudian Abraham menyunat Ishak, anaknya itu, ketika berumur delapan hari seperti yang diperintahkan Allah kepadanya” (Kejadian 21:1-4).
Ada empat kata yang digarisbawahi dari ayat di atas. Perhatikan ini, ketika Tuhan melepaskan firman-Nya kepada orang, berbagai hal terjadi supaya firman bisa terwujud dalam kehidupan orang tersebut. Jika kita adalah orang-orang yang telah menerima firman Tuhan, pada hari ini juga Tuhan akan melakukan berbagai hal dalam kehidupan kita supaya firman yang telah disampaikan dalam kehidupan kita akan terwujud, menjadi kenyataan dalam kehidupan kita!
Tuhan tidak akan mengizinkan firman-Nya berlalu begitu saja. Tuhan pasti akan mengusahakan berbagai cara agar firman-Nya terwujud dalam kehidupan kita! Firman dari Tuhan dalam hidup kita akan menjadi kenyataan dalam kehidupan kita! Firman yang dilepaskan oleh-Nya tidak akan kembali kepada-Nya dengan sia-sia, tetapi firman akan menjalankan kehendaknya seperti yang Dia kehendaki!
Jadi, ketika Tuhan mengucapkan firman-Nya kepada kita, itu tidak akan berlalu begitu saja, Dia bekerja dalam kehidupan kita, Dia melakukan berbagai hal dalam kehidupan kita! Dan saya harap, ketika Tuhan bekerja dalam kehidupan kita, kita menyadari bahwa Tuhan sedang bekerja dalam kehidupan kita. Tuhan sudah melepaskan banyak firman dalam kehidupan kita, itu sebabnya saya percaya Tuhan tidak sedang berpangku tangan di sorga. Tuhan sedang bekerja di antara kita. Tuhan sedang bekerja di dalam kita.
Tuhan sedang bekerja di dalam dan di sekitar kita untuk membuat firman-Nya yang telah Dia sampaikan terwujud dalam kehidupan kita. Tuhan tidak akan berhenti sampai firman itu terwujud dalam kehidupan kita. Dia bukanlah Tuhan yang pengangguran, Dia yang suka bekerja, Dia Tuhan yang masih bekerja dan akan tetap bekerja dalam kehidupan kita! Dia bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi-Nya, yaitu bagi orang-orang yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Dalam bahasa Ibrani (bahasa aslinya), kata ‘memperhatikan’ di situ ternyata berasal dari kata paq-ad. Dalam bahasa Inggris ada satu kata untuk menerjemahkan arti kata ini, yaitu overseer itu artinya mengawasi, mengatur, menjaga. Jadi ketika firman berkata Tuhan akan memperhatikan kita seperti yang difirmankan, bisa juga berarti Tuhan akan mengawasi kita seperti yang difirmankan.
Setelah Dia sampaikan firman-Nya dalam kehidupan kita, jangan kita berpikir Dia diam saja menunggu waktunya untuk Dia bekerja. Tidak, Dia bekerja dan mengawasi kita. Jadi, setelah Dia sampaikan firman-Nya kepada kita, Dia sedang mengawasi kita. Mata Tuhan tertuju kepada kita, kepada orang-orang yang telah menerima firman Tuhan. Dia sedang mengawasi apa saja yang kita lakukan, dan yang sudah dikerjakan, yang sudah dipercaya. Apakah kita melakukan bagian kita atau tidak, bagaimana keadaan kita, apakah kita lemah, apakah kita kuat, apakah kita perlu diperkuat, perlu ditumbuhkan, dan sebagainya.
Dia mengawasi seluruh kehidupan kita. Dia mengawasi seluruh gerak-gerik kita, dan Dia mengetahui isi hati dan pikiran kita. Kita tidak lagi menjadi sama dengan orang yang lain. Ketika orang menerima firman Tuhan, dia segera menjadi orang yang berbeda karena mata Tuhan tertuju kepada orang ini, atas kehidupan orang ini, terus mengawasi orang ini.
Oleh karena itu, Tuhan akan memperlakukan kita seperti apa yang kita lakukan karena Tuhan terus mengawasi kita. Tuhan terus mengawasi jalan-jalan kita, apakah lurus atau berliku-liku. Tuhan juga tahu kebohongan kita. Kalau kita benar, Tuhan juga tahu kebenaran kita. Kalau kita melakukan hal-hal yang berkenan kepada Tuhan, Tuhan juga tahu. Tuhan bukanlah pribadi yang suka salah menilai karena Tuhan tidak pernah berprasangka dalam cara berpikir-Nya.
Jangan pernah menganggap diri kita adalah orang sembarangan. Ketika kita menerima firman, kita bukanlah orang sembarangan, kita adalah orang yang Tuhan pegang. Itu sebabnya jika kita berpikir tidak lurus, Tuhan akan meluruskan kehidupan kita, Dia mengatur berbagai hal untuk menghancurkan semua pikiran kita yang salah. Bahkan Yesus berkata rambut di kepala kita pun tidak akan jatuh tanpa seizin-Nya, padahal rambut di kepala kita tidak terhitung jumlahnya. Tuhan adalah Tuhan yang detail.
Perhatikan kehidupan Abraham, Dia menginvestasikan berbagai hal supaya Abraham lebih percaya lagi kepada-Nya. Supaya bertambah dewasa dalam iman, maka diajarlah Abraham dengan melihat bintang di langit dan dengan melihat pasir di tepi pantai. Percayalah bahwa kita sebetulnya terus bertumbuh karena Tuhan bekerja menanamkan berbagai hal yang kita butuhkan untuk kita bisa menerima penggenapan janji-Nya.
Ketika Yusuf menerima firman dari Tuhan lewat mimpi, sejak saat itu Tuhan mulai mengawasi kehidupan Yusuf. Tuhan mengatur kehidupan Yusuf dan menjaganya. Dari awal saat Yusuf diperintahkan ayahnya untuk menengok kakak-kakaknya di padang penggembalaan sampai dia menjadi penguasa di Mesir. Tuhan mengawasi Yusuf supaya tidak mati sebelum waktunya. Demikian pula kehidupan Daud yang menjadi raja tetapi dikejar-kejar oleh Saul karena hendak dibunuh. Tuhan mengawasinya.
Demikian pula, Tuhan mengawasi kita dan kita juga tidak akan mati sebelum waktunya. Yang harus kita lakukan adalah merespons Tuhan dan mengosongkan diri. Diri kita yang lama harus diubah menjadi baru. Tuhan akan melakukan pada waktu yang telah ditetapkan-Nya seperti yang difirmankan-Nya.
Ada dua kata dalam bahasa Yunani yang diterjemahkan di dalam bahasa Indonesia dengan istilah waktu. Yang pertama adalah kata kairos yang menuju kepada Waktu Tuhan. Kata kedua adalah kronos menunjuk kepada waktu yang biasa; waktu yang dipakai oleh manusia.
Ketika saya berkata “Tuhan akan melakukan pada waktu yang telah ditetapkan-Nya”, saya bicara tentang kairos. Namun, ada hubungan antara kairos dengan kronos. Biasanya kairos akan didahului oleh kronos, dari kronos kita bisa mendapat kata kronologi. Jadi yang akan tiba dalam hidup Anda biasanya kronos tiba terlebih dahulu, ada kronologinya. Ada tanda-tandanya bahwa kairos akan datang, ada kronosnya. Jadi, ketika kairos akan datang, maka kronos akan datang terlebih dahulu. Kairos didahului oleh kronos. Itu sebabnya ketika kronos sudah datang dalam hidup kita, kita harus tahu waktunya akan segera tiba.
Mengapa kita harus mencari Tuhan? Supaya seluruh hidup kita disesuaikan dengan Tuhan. Ketika seluruh hidup kita disesuaikan dengan Tuhan dan kita semakin menyatu dengan Tuhan, maka kairos akan masuk dalam kronos. Waktu Tuhan akan masuk dalam waktu kita, menjadi satu dengan waktu kita sehingga kairos akan menjadi kenyataan dalam waktu kita. Oleh karena itu, kita perlu lebih menyelaraskan frekuensi kita dengan frekuensi Tuhan. Kita harus menarik kairos untuk terjadi dalam waktu kita
“Kemudian Abraham menyunat Ishak anaknya itu, ketika berumur delapan hari, seperti yang diperintahkan Allah kepadanya” (Kejadian 21:4). Inilah bagian kita: Tuhan akan memperhatikan kita seperti yang difirmankan-Nya, seperti yang Dia janjikan. Tuhan akan melakukan tepat pada waktu yang telah ditetapkan, seperti yang difirmankan, tetapi kita harus melakukan seperti yang Dia perintahkan. Jika kita terus mengkondisikan hidup kita sepenuhnya untuk melakukan segala sesuatu seperti yang Dia perintahkan, maka Dia akan memperhatikan kita seperti yang Dia firmankan.
Bersiaplah! Karena Tuhan sedang bekerja! Memang tidak melihat tanda-tanda fisiknya, tetapi saya merasakan Tuhan benar-benar terus bekerja. Dia akan terus bekerja! Dia akan mengerjakannya, menyelesaikannya, dan menyempurnakannya!
Tuhan akan merampungkan seluruh pekerjaan-Nya dalam hidup kita! Bersyukurlah kita mempunyai Tuhan yang seperti Dia. Karena kalau tidak, pekerjaan kita akan menjadi terlalu sulit. Setiap firman yang dilepaskan-Nya akan Dia kerjakan, selesaikan, dan sempurnakan. Dia sanggup menyempurnakannya.
Kita semua akan menyelesaikan perlombaan iman kita dengan sempurna karena Dia yang telah memulai perjalanan iman kita, Dia pula yang akan menyelesaikannya, Dia pula yang akan menyempurnakannya! Amin!
Baca juga: Belajar Percaya dari Kehidupan Abraham