Kejadian 2:9, “…, pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, ….“
Mazmur 36:10, “Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang.“
Jika hanya membaca Kejadian 2, kita tidak akan dapat memahami makna pohon hayat yang sesungguhnya. Kita harus membaca Perjanjian Baru, khususnya tulisan Yohanes.
Yohanes 1:4a, “Dalam Dia ada hidup, 1 Yohanes 5:11 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.“
Dalam Kristus ada hidup (hayat). Lebih jauh lagi, Allah telah mengaruniakan hidup kekal (hayat) dan hayat itu ada di dalam Anak-Nya (Kristus). Bahkan Yohanes 3:16 mengatakan:
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Perhatikan bahwa Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal (Yesus Kristus), tapi saat kita percaya, kita menerima hidup yang kekal (hayat). Yang diberikan Allah adalah Yesus, yang kita terima adalah hayat. Berarti Yesus adalah hayat itu sendiri. Jadi hayat bukan hanya ada di dalam Kristus, bahkan Kristus itu sendiri adalah hayat.
Ini mewahyukan bahwa Yesus sebagai perwujudan Allah, adalah pohon hayat itu. Jadi pohon hayat dalam Kejadian 2 adalah lambang Allah sebagai sumber hayat, yang diwujudkan di dalam Yesus Kristus. Ketika kita percaya dan menerima Kristus ke dalam kita, kita sedang makan pohon hayat, itu sebabnya kita hidup. Namun jika kita percaya dan menerima yang lain selain Kristus, yang jahat maupun yang baik, kita sedang makan pohon pengetahuan, itu sebabnya kita mati. Jadi berhati-hatilah dengan apa yang kita percayai dan apa yang kita terima ke dalam kita.
Doa: O Tuhan Yesus, Engkaulah pohon hayat. Kami ingin makan Engkau setiap hari dengan percaya dan menerima Engkau ke dalam kami. Jika kami makan Engkau sebagai pohon hayat, kami pasti hidup. Amin!