KRISTUS ADALAH PRINSIP PENGENDALI SEMUA PENGAJARAN YANG SEJATI

Kolose 2:8, “Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.”

Rasul menasehati jemaat agar tidak tertawan dengan filsafat yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun atau roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. Ajaran turun-temurun atau roh-roh dunia yang dimaksud di sini adalah ajaran agama dan tradisi yang sebetulnya berasal dari dunia ini dan bukan berasal dari Kristus.

Rasul ingin menegaskan bahwa Kristus adalah satun-satunya prinsip pengendali yang menentukan apakah sebuah pengajaran itu sejati atau tidak sejati, murni atau tidak murni, sehat atau tidak sehat, dari Allah atau bukan dari Allah. Jika pengajaran itu tidak menurut Kristus, betapa pun baik dan hebatnya, itu bukanlah pengajaran yang sehat dan sejati.

Pengajaran yang tidak menurut Kristus selalu bersifat kosong dan palsu dan pada akhirnya akan menawan kita untuk lepas dari Kristus. Pengajaran ini akan membuat kita “terikat” dan “bergantung” kepada sesuatu yang lain selain Kristus. Pengajaran ini akan menawarkan hal-hal baik dan hebat lainnya selain Kristus untuk menggantikan Kristus. Setelah kita terpesona dengan “pengganti Kristus’ tersebut, maka kita akan tertawan olehnya, sehingga tanpa sadar kita telah melepaskan Kristus. Ini adalah tipu muslihat musuh yang sangat licik dalam menggiring orang Kristen untuk keluar dari Kristus dan melepaskan Kristus.

Pengajaran yang menurut Kristus adalah pengajaran yang berpusat pada Kristus. Kristuslah yang menjadi alfa dan omega, yang awal dan yang akhir dari pengajaran tersebut. Sederhananya, Jika ingin membedakan pengajaran yang sejati atau tidak sejati, tanyakan saja: Ini berpusat pada “Kristus” atau “aku?”, Ini ujung-ujungnya “Kristus” atau “aku?”

Kristus adalah prinsip pengendali dari semua pengajaran yang sehat dan sejati. Jika ajaran itu tidak berpusat pada Kristus, maka ajaran itu tidak bisa disebut ajaran yang sehat dan sejati, betapa pun hebat dan baiknya dia. Ajaran yang menurut Kristus selalu TIDAK memberi tempat untuk “aku dan manusia alamiahku” hidup. Aku harus mati, dan Kristus yang hidup.

Galatia 2:19b-20a, “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”

Doa: Ya Tuhan Yesus, Engkaulah prinsip pengendali dari semua pengajaran yang sehat dan sejati. Kristuslah yang harus menjadi pusatnya, awal dan akhirnya. Kristuslah yang harus menjadi segalanya. Kami tidak ingin menggantikan Kristus, kami tidak akan melepaskan Kristus. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*