Kisah Para Rasul
13:2, “Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.”
13:4, “Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus.”
Dalam kitab Kisah Para Rasul, kita melihat semua pekerja hanya menuruti perintah Roh Kudus. Para pekerja tidak berhak menentukan apa pun dari diri sendiri. Mereka hanya bertindak menurut kehendak Roh Kudus yang dinyatakan dalam intuisi roh mereka. Betapa sederhananya hal ini!
Jika pekerjaan rohani memerlukan upaya manusia untuk merencanakan, mengusahakan, mengendalikan, atau memikirkan; maka pekerjaan rohani hanya akan bisa dilakukan oleh orang-orang yang berbakat, pintar, dan berpengetahuan. Namun Allah justru mengesampingkan semua yang bersifat daging (alamiah). Asalkan roh kita bersih, lincah, dan penuh dengan Roh Kudus, maka kita bisa melakukan pekerjaan rohani.
Dalam Kisah Para Rasul pasal 8, Filipus memberitakan firman di Samaria, dan terjadi kebangunan rohani besar di sana, namun ia tidak dapat melanjutkan pelayanan di sana, karena Tuhan tiba-tiba menyuruhnya pergi ke padang gurun untuk menyelamatkan seorang sida-sida Etiopia; Dalam pasal 9, Ananias tidak tahu menahu tentang pertobatan Saulus, ia mengenal Saulus sebagai penganiaya jemaat. Namun tiba-tiba Tuhan menyuruhnya untuk pergi mendoakan Saulus. Menurut anggapan Ananias, itu adalah tindakan menyerahkan nyawa belaka. Namun ia tidak dapat mengambil keputusan sendiri, ia hanya harus menuruti perintah Tuhan; Dan dalam pasal 10, Petrus tidak seharusnya masuk ke rumah orang kafir dan bergaul dengan mereka, namun Roh Kudus menyuruhnya pergi dan memberitakan Injil di sana. Ia pun tidak berkuasa menolak perintah itu.
Catatan-catatan di atas mewahyukan dengan jelas bahwa saat melakukan pekerjaan rohani kita mutlak bukan mengikuti pikiran, alasan, kegemaran, keengganan, atau keputusan diri sendiri, melainkan mengikuti pimpinan Roh Kudus yang dinyatakan dalam roh kita. Dan ini juga menunjukkan bahwa Roh Kudus tidak menuntun kita melalui pikiran, kegemaran, keengganan, atau keputusan kita. Bahkan boleh dikatakan bahwa pikiran, kegemaran, keengganan, atau keputusan kita seringkali bertentangan dengan pimpinan Roh Kudus dalam roh kita. Jika para rasul tidak dapat bekerja menurut pikiran, emosi, dan keinginan mereka sendiri, apa lagi kita!
Doa: Tuhan Yesus, tolong kami untuk melakukan pekerjaan rohani seturut maunya Tuhan, bukan maunya kami. Amin!