MEMAHAMI PENDERITAAN YESUS (2)
– PENDERITAAN JIWA –

Yohanes 19:23a, “Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian.

Salib merupakan salah satu bentuk eksekusi yang terkejam yang pernah ada di dunia. Esensi dari penyaliban bukanlah kematian itu sendiri, melainkan penderitaan yang panjang saat menjelang kematian. Justru, kematian adalah suatu hal yang sangat diinginkan oleh orang yang disalib, bahkan diharapkan datang dengan secepatnya, agar penderitaannya berakhir. Dalam penderitaan yang panjang di atas salib itu, Tuhan justru menolak meminum anggur bercampur empedu yang berfungsi sebagai obat bius yang bisa menghilangkan kesadarannya. Ia mau menanggung seluruh penderitaan yang harus Ia tanggung dengan kesadaran penuh.

Salib juga merupakan hukuman yang sangat meng-aib-kan, karena itu hukuman salib hanya ditujukan bagi budak yang melarikan diri, dan orang-orang yang dianggap terkutuk (Gal. 3:13). Tuhan Yesus disalib sebagai budak dan orang terkutuk karena dosa kita. Ia menerima hukuman salib yang adalah aib untuk menanggung segala aib dosa kita.

Ketika disalib, para prajurit mengambil pakaian Tuhan, Ia nyaris dalam keadaan telanjang. Tuhan Yesus ditelanjangi di hadapan Pilatus, lalu ditelanjangi pula di bukit Golgota. Bisakah Anda bayangkan bagaimana perasaan jiwa-Nya yang kudus ketika ditelanjangi di depan umum? Tuhan benar-benar dipermalukan. Siapakah yang dapat memahami perasaan jiwa-Nya pada saat itu? Namun Ia mengabaikan kehinaan dan tekun memikul salib (Ibr. 12:2). Kita sering ingat penderitaan tubuh-Nya, namun melupakan penderitaan jiwa-Nya.

Seminggu menjelang Paskah, Ia berkata, “Sekarang jiwa-Ku cemas” (Yoh. 12:27). Di taman Getsemani Ia berkata, “Jiwa-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya” (Mat. 26:38). Yesaya (53:10-12) tiga kali mengatakan bahwa Ia menyerahkan jiwa-Nya dan mencurahkannya hingga mati. Betapa berat penderitaan jiwa yang dialami oleh Tuhan karena kita. Namun karena Ia telah menanggung laknat dari aib salib itulah, maka kita yang percaya kepada-Nya, tidak lagi terkutuk dan terhina. Amin, terpujilah nama Tuhan untuk selama-lamanya!

Doa: O Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau telah menanggung penghakiman terhadap jiwa yang seharusnya kami tanggung, sehingga kami tidak lagi menjadi manusia yang terkutuk dan terhina. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*