MEMPELAI PEREMPUAN KRISTUS

Efesus 5:31-32, “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.

Gambaran lain yang diberikan Alkitab mengenai prinsip okulasi kita pada Tuhan adalah kehidupan pernikahan suami dan isteri. Itu sebabnya gereja disebut sebagai mempelai wanitanya Tuhan.

Ketika menikah, seorang isteri diikatkan pada suaminya dan menjadi satu kehidupan dengannya. Sejak saat itu, ia tidak bisa lagi menjalani kehidupannya sendiri. Ia harus menjalani dan mengekspresikan kehidupan suaminya. Jika suaminya seorang dokter, maka ia harus menjalani kehidupannya dan berprilaku sebagai “ibu dokter”. Tadinya mungkin ia hanya perempuan biasa, tapi setelah menikah dengan seorang dokter, ia segera menjadi “ibu dokter”. Ia tidak bisa lagi menjalani hidupnya sebagai ibu rumah tangga biasa, melainkan harus memperhidupkan kehidupan suaminya yang dokter.

Misalnya suaminya seorang presiden, maka ia akan menjalani dan mengekspresikan kehidupan seorang presiden, lalu dipanggil: “ibu presiden atau ibu negara”. Demikian pula jika suaminya seorang pendeta, maka ia akan memperhidupkan dan mengekspresikan kehidupan seorang pendeta. Ia tidak bisa berkata, “Yang pendeta kan suamiku, aku bukan pendeta, jadi jangan paksa aku untuk hidup sebagai pendeta.”

Dalam praktek kehidupan sehari-hari, selalu ada saja isteri yang tidak sadar bahwa ia telah terikat dan menjadi satu kehidupan dengan suaminya. Masih ada isteri yang ingin mempertahankan kehidupannya yang lama, dan tidak ingin memperhidupkan dan mengekspresikan kehidupan suaminya. Kita pasti pernah mendengar kisah tentang seorang pendeta, yang isterinya tidak mau memperhidupkan kehidupan suaminya sebagai seorang pendeta, melainkan menjalani kehidupannya sendiri sebagai seorang pendekar, sehingga seringkali bertengkar dengan jemaat atau tetangga.

Mendengar kisah itu seringkali kita hanya bisa mengelus dada dan menarik nafas panjang. Tapi sadarkah kita, bahwa sebagai mempelai perempuan Tuhan, kita seringkali melakukan hal yang sama? Kita telah terikat dengan Tuhan, namun dalam kehidupan sehari-hari masih terus menjalani kehidupan alamiah kita sendiri, bukan memperhidupkan kehidupan Tuhan di dalam kita. Kita tidak menjadi satu roh dengan Tuhan. Kita merdeka dari Tuhan, seolah-olah kita bukan mempelai perempuannya Tuhan.

Doa: O Tuhan Yesus, tolong sadarkan kami bahwa kami adalah mempelai perempuan-Mu yang tidak boleh lagi menjalani kehidupan alamiah kami sendiri, melainkan memperhidupkan dan mengekspresikan kehidupan Kristus dalam kehidupan kami sehari-hari. Amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*