1 Korintus 2:1-5, “Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.“
Daging adalah segala sesuatu yang keluar dari alamiah kita: keinginan kita, opini kita, dan segala sesuatu yang menghendaki diri kita sendiri berkembang, dipandang dan dihormati orang. Semua sikap percaya diri sebenarnya berasal dari daging. Percaya bahwa diri sendiri berhikmat, mengetahui bagaimana berdoa dan melayani Allah, serta memahami Alkitab. Seringkali kita memakai hikmat kita untuk menerima kebenaran Allah. Ini membuat kita bersandar kepada daging untuk menyelesaikan pekerjaan Allah.
Rasul Paulus adalah rasul yang besar, namun ketika ia datang ke Korintus, ia datang dengan perasaan lemah, takut dan gentar. Ia sungguh-sungguh tidak bersandar kepada kekuatan dagingnya sendiri untuk melakukan pekerjaan Allah. Walaupun secara alamiah ia adalah orang cerdas dan berhikmat, namun ia tidak menyampaikan kesaksian Allah dengan kata-kata hikmat yang indah, yang meyakinkan. Sebagai mantan orang Farisi, ia pasti banyak pengetahuan Alkitab, namun ia tidak bersandar pada pengetahuannya. Bahkan ia memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa selain Yesus Kristus yang disalibkan.
Dalam pemberitaanya, ia hanya bersandar pada kekuatan Roh, bukan pada pengetahuan atau hikmatnya atau kepandaiannya untuk berkata-kata, bahkan ia tidak bersandar pada karunia Roh yang Tuhan berikan kepadanya. Ia semata-mata bersandar pada kekuatan dan pekerjaan Roh Kudus. Fokus pemberitaannya adalah Kristus yang disalibkan, bukan dirinya sendiri dengan segala kesuksesan pelayanannya. Inilah orang yang telah mengalami kedalaman pekerjaan salib. Orang yang telah mati dari dirinya sendiri, sehingga semata-mata hanya bersandar pada Roh Kudus.
Doa: O Tuhan Yesus, kami membawa semua hikmat, percaya diri, pengetahuan, dan kemampuan kami yang alamiah ke atas salib, agar kami tidak bersandar pada diri sendiri lagi, melainkan pada kekuatan dan pekerjaan Roh Kudus saja. Amin!