Kejadian 3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”
Ketika Allah menciptakan manusia, Allah bermaksud agar manusia menjadi seperti Allah dalam hayat dan sifat, bukan dalam kedudukan dan kuasa. Itulah sebabnya manusia diciptakan menurut rupa dan gambar Allah, serta diciptakan dengan organ roh di dalamnya agar dapat berkontak dengan Allah dan diisi oleh Allah. Manusia juga diletakkan di depan pohon hayat agar menerima hayat ilahi ke dalam mereka dengan cara makan.
Iblis datang menghasut manusia untuk makan dari pohon pengetahuan, dengan iming-iming manusia akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat. Tahu tentang yang baik dan yang jahat adalah soal posisi dan kedudukan, bukan soal hayat dan sifat. Sebelumnya, manusia tidak tahu tentang yang baik dan yang jahat dari pengertiannya sendiri. Mereka tahu tentang baik dan jahat dari penentuan Allah. Jika Allah berkata ini baik, maka ini baik; Jika Allah berkata ini jahat, maka ini jahat. Manusia tidak punya kedudukan untuk menentukan baik atau jahat menurut pengertiannya sendiri.
Banyak orang Kristen, walaupun sudah dilahirkan kembali dan menerima hayat Allah di dalam mereka, tapi dalam menentukan baik dan jahat, benar dan salah, mereka tetap berjalan menurut pengertiannya sendiri, bukan menurut petunjuk hayat ilahi di dalam mereka. Orang yang masih hidup dan bertindak berdasarkan baik dan jahat, benar dan salah menurut apa yang ia ketahui, adalah orang yang makan dan hidup dari pohon pengetahuan. Orang yang makan pohon hayat akan hidup dan bertindak berdasarkan baik dan jahat, menurut petunjuk hukum hayat yang ada di dalam rohnya.
Semua ajaran agama, etika, filsafat, motivasional, pokoknya semua ajaran yang mengajarkan kita untuk menjadi orang baik dan benar adalah berakar pada pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Mungkin kita berubah menjadi orang baik dan benar, tapi semuanya tetap “aku”. Perubahannya adalah dari aku yang jahat menjadi aku yang baik. Dan kalau aku sudah berubah menjadi lebih baik, maka aku merasa tidak perlu berubah lagi. Dan karena aku merasa tidak perlu berubah lagi, maka aku akan merasa perlu menuntut orang lain untuk berubah seperti aku berubah. Itulah perubahan yang berpusat pada pohon pengetahuan, pada akhirnya akan menghasilkan kematian yang menjalar kepada orang lain.
Ajaran yang berakar pada pohon hayat akan mengajarkan kita untuk hidup berdasarkan Kristus sebagai hayat ilahi di dalam kita, menjadikan Kristus sebagai hayat dan kepribadian kita. Sehingga perubahannya adalah dari aku menjadi Kristus. Aku yang jahat, maupun aku yang baik, selama itu masih “aku”, harus berubah menjadi Kristus. Kita semua harus berubah ke arah Kristus, sampai kita bisa berkata, “Aku hidup, tapi bukan lagi aku yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” (Galatia 2:20). Perubahan seperti ini sudah pasti akan menghasilkan kehidupan yang menjalar kepada orang lain. Kita akan menjadi seperti Allah dalam hayat dan sifat, bukan dalam kuasa dan kedudukan.
Doa: O Tuhan Yesus, kami mau memperhidupkan Engkau dalam hidup kami, agar kami menjadi seperti Allah dalam hayat dan sifat, bukan dalam kuasa dan kedudukan. Amin!