Matius 16:24-25, “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.“
Setelah orang Kristen menang atas dosa, ia masih harus menang atas dirinya (ego). Bahaya yang dihadapi setelah menang atas dosa adalah, ia bersandar pada kekuatan diri sendiri untuk mencari perkenan Allah. Memahami Alkitab dengan kepandaian pikiran sendiri bukanlah dosa, tapi itu adalah pekerjaan diri, dan Tuhan mengatakan kita harus menyangkal diri dengan semua pekerjaannya.
Kita juga tidak boleh ingin mempertahankan atau menyelamatkan nyawa kita. Kata nyawa di atas berasal dari kata Yunani “psuche” yang berarti hayat jiwa. Pada prinsipnya, hayat jiwa adalah kekuatan alamiah diri (ego). Orang Kristen yang mempertahankan hayat jiwanya akan menjadi orang Kristen jiwani, sementara yang menyangkal dan melepaskan hayat jiwanya demi Tuhan, akan menjadi orang Kristen rohani.
Secara umum, hayat jiwa memiliki tampilan kehidupan lahiriah seperti ini: keras kepala, tidak taat, sok pintar, atau mencari kesenangan dalam perasaan. Bila orang Kristen bersandar pada hayat jiwa, pasti akan memiliki penampilan lahiriah seperti itu. Jika kita perhatikan, Yesus tidak memiliki penampilan lahiriah seperti itu, karena Ia rohani, bukan jiwani. Ia adalah pribadi yang selalu menyangkal diri dan memikul salib. Yesus adalah contoh yang paling nyata dari kehidupan orang Kristen yang telah menang atas dosa dan diri (ego).
Yohanes 4:34, “Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.”
Yohanes 14:10, “Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.“
Yohanes 6:57, “Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.”
Dalam kehidupannya sebagai manusia, Yesus tidak hidup dari dan oleh dirinya sendiri. Ia hidup dari dan oleh Bapa. Apapun yang dikatakan dan dikerjakannya tidak berasal dari dirinya sendiri dan tidak berpusat pada dirinya sendiri. Jika kita memakan Dia (menerima Dia ke dalam kita dan memperhidupkan Dia di dalam kita) maka kita akan hidup oleh Dia dan seperti Dia. Kita akan menjadi orang Kristen rohani dan bukan jiwani. Amin!
Doa: O Tuhan Yesus, kami ingin menyangkal diri dan memikul salib, sehingga kami tidak hidup oleh diri kami sendiri lagi, melainkan oleh kristus. Amin!